Bandasapuluah.com – Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Provinsi Sumatera Barat Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo mengunjungi FKDM Riau. Kedua FKDM negeri bertetangga ini bertemu di Fahira Hotel Bukittinggi, Selasa pagi (20/9).
FKDM Riau berkunjung ke Sumatera Barat selama dua hari Senian dan Selasa (19-20/9). Kunjungan dipimpin langsung Ketuanya Datawardana, disertai 6 anggota FKDM lainnya. Kunjungan termasuk disertai tokoh adat Riau dan penyair nasional wanita yang wartawan senior Riaupos.co ialah Kunni Masrohanti.
Dalam kerangka kunjungan FKDM Riau itu, mengagendakan bertemu dengan Kesbangpol Kabupaten Lima Puluh Kota dan tokoh masyarakat lainnya. Pertemuan disiapkan di Kantor Kesbangpol itu Jl. Pahlawan Kota Payakumbuh, Selasa ba’da zuhri (20/9).
Dalam pertemuan singkat pagi Selasa di Fahira Hotel Bukittinggi, Yulizal Yunus menyambut FKDM Riau dan mengucapkan selamat datang di Sumatera Barat. Kedua ketua FKDM itu berbicara santai soal hubungan “badusanak” Sumbar dan Riau dalam pelaksanaan fungsi FKDM. Terutama tugas peningkatan kewaspadaan dini, dilakukan secara berdusanak. Karena bagaimana pun Sumbar/ Minang tak bisa dipisahkan dengan Riau, yang seolah hubungan susur galurnya itu, seperti dua daerah satu rahim dan satu nasab serta persamaan lini kebudayaan melayu Riau dan Minangkabau.
FKDM Sumatera Barat yang bernaung di bawa Badan Kesbangpol Provinsi Sumatera Barat, membawa pesan dan ucapan selamat datang dari Kepala Badan Kesbangpol Sumatera Barat kepada FKDM Riau. “Dimungkinkan peremuan singkat ini, dimanfaatkan bertukar informasi sekaitan dengan peningkatan kewaspadaan dini terhadap fenomena masyarakat dan dampak pembangunan yang berkemungkinan berpotensi konflik”, kata Yulizal Yunus menyampaikan pesan Kepala Badan Kesbangpol Sumatera Barat Dr. Jefrinal Arifin.
Dalam pertemuan singkat kedua FKDM Riau dan Sumbar itu, sempat berbincang, apa yang mesti menjadi inti pembicaraan silaturrahmi pada pertemuan Selasa siang di Kesbangpol Lima Puluh Kota itu. Akhirnya kedua FKDM ini membulatkan fokus pembicaraan kajian stratejik ketahanan daerah dan budayanya sebagai bagian ketahanan nasional. Terutama kajian geopolitik menyangkut perbatasan yang dimungkinkan menaruh fenomena berpotensi konflik, termasuk dampak perjalan pembangunan jalan tol dari Sumatera Barat ke Riau yang dinilai penting itu dalamseluruh aspek kehidupan bermasayarakat di kedua daerah.
Kepastian arah kajian geopolitik dan strategik ketahanan daerah sebagai bagiaan ketahanan nasional sejalan dengan fungsi FKDM peningkatan kewaspadaan dini terhadap berbagai fenomena yang dimungkinkan berpotensi konflik. Dimungkin digunakan strategi dan pendekatan badusanak dalam hubungan Riau dan Sumatera Barat. Diinginkan tercipta hubungan badusanak yang dinamanis, tercermin dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, baik bidang ideologi politik, sosial, ekonomi dan sosial budaya serta pertahanan dan keamanan, kata Yulizal Yunus kepada Badasapuluh. (af)*