Pantai Paku kini terancam tenggelam. Abrasi hebat perlahan-lahan mengikis bibir pantai itu.
Wali Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia Kecamatan Koto XI Tarusan Marjam mengatakan, abrasi mulai melanda nagari yang dipimpinnya itu sejak 2015.
Hingga kini, sebut Marjam, sepanjang 30 meter daratan telah habis terkikis air laut. Menurut perhitungannya, abrasi menelan lima meter daratan tiap tahunnya.
“Akibatnya, tiap tahun para pedagang di Kawasan Pantai Paku menggeser kedainya karena diterjang abrasi,” tutur Marjam pada Bandasapuluah.com, Rabu (7/9).
Kata Marjam, kini jarak antara pantai dengan jalan hanya 30 meter saja. Ia berharap, pembangunan pemecah ombak bisa segera dilaksanakan.
“Pembangunan pemecah ombak adalah kebutuhan yang sangat mendesak di Pantai Paku. Dengan begitu, ancaman pengikisan daratan oleh air laut bisa di atasi,” ucapnya.
Apalagi, sebutnya, bulan September – Desember adalah waktu dengan cuaca ekstrim. Gelombang laut, lanjutnya, sangat besar sehingga dengan cepat mengikis daratan.
“Bulan September-Desember inilah dampak abrasi akibat gelombang laut sangat dirasakan masyarakat. Yang lima meter pertahun itu sekaranglah periodenya,” terang Marjam.
Marjam melanjutkan, Komisi III DPRD Provinsi Sumatera Barat telah melakukan kunjungan kerja ke Pantai Paku.
“Kunjungan itu kurang lebih sudah setahun.”
“Tapi sampai saat ini kita belum mengetahui solusi dari kunjungan itu,” pungkas Marjam.
Halaman : 1 2