Sebelumnya Belanda mengawal wilayah Pesisir ini dibayang-bayangi kekuatan asing lainnya, kini sepertinya kenyataan senjata berbalik arah ditodongkan kepadanya. Belanda dibuat tidak aman oleh rakyat Pesisir Selatan. Bahkan Raja Putih putra Datuk Bandaro di Painan terus menggasak Belanda di Pulau ini untuk membayar pajak hasil perdagangan.
5. Tanggal 6 Juni 1701
Pada tanggal 6 Juni 1701 ini merupakan konsolidasi rangkaian perlawanan rakyat Pesisir Selatan melawan Belanda. Rakyat Pesisir Selatan benar-benar marah atas kedok Belanda dengan menawarkan jasa memadamkan huru-hara antar nagari, namun secara terselubung ingin hendak memecah belah dan hendak menjajah.
Pucak dan luapan kemarahan rakyat dilampiaskan dengan membakar loji VOC di Indrapura. Semula semua staf VOC maun dibunuh, namun kemudian disisakan satu orang, dibiarkan hidup, diberi kesempatan untuk lari dan mengadu ke bosnya di kantor pusat VOC.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebenarnya sejak abad ke-15-16 masih banyak lagi pilar sejarah yang bisa dicatat sebagai keikutsertaan rakyat Pesisir Selatan di pentas sejarah nasional dalam perintisan, kebangkitan, pergerakan dan perjuangan bangsa untuk merdeka serta sampai hari ini berperan dalam pengisian kemerdekan dengan pembangunan Nasional di daerah.
Karena sebagian masyarakat menginginkan Hari Jadi Pesisir Selatan itu, tidak sekedar Hari Jadi Kabupaten (HJK), tetapi mengambilnya dari sejarah besar perjuangan daerahnya dari perspektif kebudayan dan politik.
Peluang itu masih terbuka, justru 5 pilar sejarah Besar Perjuangan Pesisir Selatan ini, sudah ditawarkan lokarkarya Pesisir Selatan 6 April 2005. Tinggal lagi tindak lanjut dari Pemdakab kembali mengusulkannya karena dahulu terkendala pemahaman wawasan sejarah, untuk selanjutnya ditetapkan di DPRD dengan Perdakab yang baru yang bernuansa kejayaan kebudayaan dan peradaban.
Di sisi lain, dibanding dengan daerah lain misalnya dengan Kota Padang mengambil Hari Jadinya event pembakaran Loji VOC di Muaro 7 Agustus 1669, yang menunjukkan kepada dunia, Kota ini lebih tua.
Padahal Padang sejak dahulu oleh Belanda disebut kota muda, justru dalam perspektif kesatuan wilayah administrasi pemerintahan sejak Belanda dan Jepang, Padang pernah berada dalam wilayah Pesisir ini 108 tahun yakni 105 tahun masa Belanda 1837-1942 dan 3 tahun masa Jepang 1942-1945.
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya