Basurah Asal Usul Kaum Kampai ASSP – Bandasapuluah

Minggu, 12 Maret 2023 - 21:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dari Inyiak Majolelo (1292)

Inyiak Majolelo dan Kurang Aso Anam Puluah adalah Founding Father dari kawasan Alam Surambi Sungai Pagu (ASSP). Untuk itu kita coba mengupas kembali perjalanan niniak nan Anam Puluah dimana seperti kita ketahui bahwa nenek moyang orang Sungai Pagu berasal dari beberapa nagari Pariangan dan seputar daerah Pagaruyung.

Menurut penelusuran sejarah yang saya coba kumpulkan ada beberapa sumber yang mengatakan antara Pariangan-Sungai Tarab dan Kumanis serta yang berasal dari daerah Sumpur Kudus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada Mulanya Kelompok Niniak nan Anam Puluh beserta pemimpinnya Inyiak Majolelo dengan Dubalangnya Alang Palabah membawa keluar kelompok ini dari daerah Pagaruyung, dari cerita yang didapat sebab keluarnya kelompok Niniak nan Anam Puluh, karena tidak cocoknya dengan sistim Tarik Baleh yang diterapkan oleh Datuak Ketumanggunan.

Baca Juga :  Mediasi Pemagaran Akses Jalan ke Tempat Karaoke di Pasir Alai Temui Jalan Buntu

Disamping itu Kelompok yang di pimpin oleh Inyiak Majolelo (Inyiak Jalelo) dalam melakukan perjalanan meninggalkan daerah Pagaruyung bergabung juga Niniak nan dari Daerah Tanjung Bunga (Perbatasan Agam dan Tanah Datar).

Kelompok ini terdiri dari 13 Kelompok. Dan dari situlah dikenal dengan Niniak nan Tujuh puluh tigo dan yang menjadi pemimpin rombongan ini adalah Inyiak Majolelo (Inyiak Jalelo).

Didalam perjalanan ini Niniak nan Tujuh Puluh Tigo berpisah di daerah Lubuk Sikarah yang sekarang bernama Solok Sekarang sebanyak 13 kelompok yang berasal dari Tanjung Bungo. Dan Mereka mendiami daerah Lubuk Sikarah sekitarnya yang sekarang di daerah Solok. Maka rombongan 73 tadi menjadi 60 orang dan masih dipimpin oleh Inyiak Majolelo.

Perjalanan Niniak Anam Puluah berlanjut menuju daerah Selatan yang melalui Niniak yang 60 orang itu melanjutkan perjalanan ke arah selatan menuju Lembah Gumanti (Alahan Panjang).

Baca Juga :  PT Banda Sapuluah Multimedia Tawarkan Jasa Legalitas Murah dan Cepat untuk PT Perorangan

Perjalanan diteruskan ke hulu Sungai Batang Hari. sebuah tempat yang bernama Bukit Tanaman Batu. Di daerah ini salah seorang Niniak (bernama Si Padeh) yang berjumlah 60 orang itu sakit (perut) dan akhirnya meninggal dunia.

Setelah dikuburkan, maka Niniak yang tinggal 59 orang, menamakan daerah tempat Niniak yang meninggal dunia itu Bukit Sipadeh, sekarang berada di Kecamatan Lembah Gumanti dan arahnya setentang ke arah timur dari Nagari Titian Paning. Akibat peristiwa itu, setelah Sipadeh meninggal dunia, maka Niniak yang tinggal 59 orang dikenal kemudian di Sungai Pagu Alam Surambi Minangkabau sebagai Niniak Kurang Aso 60, maksudnya kurang satu dari 60.

Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing
Perburuan Zaini Zen Gagal, Lumpo Dibombardir Belanda
Kala Surantih, Amping Parak dan Kambang Melawan Belanda Tahun 1745
Sultan Indra Azhir Osman Seuntai Salam Sinopsis Kesultanan Indrapura
Selayang Pandang Cimpu
Pertalian Darah Pesisir Selatan dengan Kesultanan Brunei Darussalam
Gejolak PRRI di Surantih: Kayu Aro Jadi Lautan Api
Kapankah Pertama Kalinya Pasar Surantih Berdiri? Ini Sejarahnya

Berita Terkait

Senin, 14 April 2025 - 16:43 WIB

Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing

Minggu, 23 Maret 2025 - 22:12 WIB

Perburuan Zaini Zen Gagal, Lumpo Dibombardir Belanda

Jumat, 21 Maret 2025 - 15:17 WIB

Kala Surantih, Amping Parak dan Kambang Melawan Belanda Tahun 1745

Rabu, 12 Februari 2025 - 16:38 WIB

Sultan Indra Azhir Osman Seuntai Salam Sinopsis Kesultanan Indrapura

Kamis, 30 Januari 2025 - 22:50 WIB

Selayang Pandang Cimpu

Berita Terbaru

error: Content is protected !!