Dari Inyiak Majolelo (1292)
Inyiak Majolelo dan Kurang Aso Anam Puluah adalah Founding Father dari kawasan Alam Surambi Sungai Pagu (ASSP). Untuk itu kita coba mengupas kembali perjalanan niniak nan Anam Puluah dimana seperti kita ketahui bahwa nenek moyang orang Sungai Pagu berasal dari beberapa nagari Pariangan dan seputar daerah Pagaruyung.
Menurut penelusuran sejarah yang saya coba kumpulkan ada beberapa sumber yang mengatakan antara Pariangan-Sungai Tarab dan Kumanis serta yang berasal dari daerah Sumpur Kudus.
Pada Mulanya Kelompok Niniak nan Anam Puluh beserta pemimpinnya Inyiak Majolelo dengan Dubalangnya Alang Palabah membawa keluar kelompok ini dari daerah Pagaruyung, dari cerita yang didapat sebab keluarnya kelompok Niniak nan Anam Puluh, karena tidak cocoknya dengan sistim Tarik Baleh yang diterapkan oleh Datuak Ketumanggunan.
Disamping itu Kelompok yang di pimpin oleh Inyiak Majolelo (Inyiak Jalelo) dalam melakukan perjalanan meninggalkan daerah Pagaruyung bergabung juga Niniak nan dari Daerah Tanjung Bunga (Perbatasan Agam dan Tanah Datar).
Kelompok ini terdiri dari 13 Kelompok. Dan dari situlah dikenal dengan Niniak nan Tujuh puluh tigo dan yang menjadi pemimpin rombongan ini adalah Inyiak Majolelo (Inyiak Jalelo).
Didalam perjalanan ini Niniak nan Tujuh Puluh Tigo berpisah di daerah Lubuk Sikarah yang sekarang bernama Solok Sekarang sebanyak 13 kelompok yang berasal dari Tanjung Bungo. Dan Mereka mendiami daerah Lubuk Sikarah sekitarnya yang sekarang di daerah Solok. Maka rombongan 73 tadi menjadi 60 orang dan masih dipimpin oleh Inyiak Majolelo.
Perjalanan Niniak Anam Puluah berlanjut menuju daerah Selatan yang melalui Niniak yang 60 orang itu melanjutkan perjalanan ke arah selatan menuju Lembah Gumanti (Alahan Panjang).
Perjalanan diteruskan ke hulu Sungai Batang Hari. sebuah tempat yang bernama Bukit Tanaman Batu. Di daerah ini salah seorang Niniak (bernama Si Padeh) yang berjumlah 60 orang itu sakit (perut) dan akhirnya meninggal dunia.
Setelah dikuburkan, maka Niniak yang tinggal 59 orang, menamakan daerah tempat Niniak yang meninggal dunia itu Bukit Sipadeh, sekarang berada di Kecamatan Lembah Gumanti dan arahnya setentang ke arah timur dari Nagari Titian Paning. Akibat peristiwa itu, setelah Sipadeh meninggal dunia, maka Niniak yang tinggal 59 orang dikenal kemudian di Sungai Pagu Alam Surambi Minangkabau sebagai Niniak Kurang Aso 60, maksudnya kurang satu dari 60.
Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya