“Bagi akademisi Muslim, terutama tokoh dakwah dan ulama Indonesia, merespon pertumbuhan itu dengan mengembangkan Ilmu Dakwah ke Dakwah bil Hal yang kemudian disusul berdirinya Prodi PMI,” paparnya.
Dia mendorong akademisi Fakultas Dakwah untuk serius melakukan integrasi ilmu di level Fakultas.
Menurutnya, integrasi ilmu harus dimulai dari menyusun kembali anatomi ilmu dakwah.
“Disertasi saya ini mendorong kita FDIK/FDK untuk membangun Ilmu Dakwah yang terintegrasi-interkoneksi dengan keilmuan program studi. Sehingga nanti lahirlah ilmu Dakwah yang transdisiplin. Yakni, Ilmu Dakwah yang terintegrasi-interkoneksi dengan Ilmu Komunikasi, Ilmu Konseling, dan Ilmu Socialwork,” jelasnya.
Selain itu, Doktor ke-1373 SPs Uinjkt ini juga menawarkan konsep Dakwah Socialwork yang didesain dari hasil integrasi ilmu Dakwah dengan Socialwork. Tawaran tersebut didasarkan atas kajian integrasi-interkoneksi terhadap bangunan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
“Islamic values saja tidak cukup, diperlukan Islamic perspective untuk membangun integrase kedua disiplin ilmu tersebut. Dengan begitu, integrasi ilmu dapat dilakukan secara holistik,” bebernya.
Lebih lanjut, Icol Dianto menjelaskan bahwa disertasinya itu adalah kajian keilmuan yang nantinya untuk memperkuat dan melandasi dari praktik Socialwork Islam, terutama bagi sarjana Fakultas Dakwah.
“Para alumni FDIK itu nanti ada yang mendirikan dan/atau bergabung dengan NGO, mereka menjadi praktisi Socialwork Muslim,” kata Icol
Praktik terbaik dari para alumni ini nantinya juga diharapkan dapat dikonstruksi menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang melahirkan teori-teori.
“Teori tersebut yang akan digunakan untuk mengembangkan teori Dakwah Socialwork,” harapnya.
Temuan disertasi tersebut mendapatkan tanggapan positif dari promotor. Prof Jamhari menyebutkan bahwa apa yang disampaikan oleh saudara promovendus (Icol-red) adalah suatu sumbangan. Kalaupun tidak menjadi jawaban namun menjadi pertanyaan dan kegelisahan bagi akademisi Dakwah tentang integrasi ilmu,” kata Prof Jamhari.
Senada dengan itu, Prof Andi Faisal Bakti pun menanggapi positif. Menurutnya, disertasi promovendus beraliran kritis. Banyak yang dikritisi oleh penulis namun kritikan tersebut sangat membangun dan menjadi autokritik bagi penyelenggara fakultas dan akademisi Dakwah.
Terakhir, Dr Siti Napsiyah, MSW meminta konsistensi penggunaan istilah Dakwah Socialwork (Social Work Da’wa), sekaligus komitmen untuk mengembangkan Social Work Da’wa ke level praktik.
“Kami dari Prodi Kesejahteraan Sosial tentu menunggu sumbangan apa yang ditawarkan oleh promovendus,” ujar Co-Promotor yang menjabat sebagai Sekjen IPPSI (Ikatan Pendidikan Pekerjaan Sosial Indonesia) itu.