Tempat-Tempat Mistis yang Ada di Surantih

Rabu, 5 Februari 2020 - 00:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Gunuang Rajo dilihat dari Pasir Surantih)


Sisa-sisa dari Kepercayaan Masyarakat Surantih terhadap ajaran Agama Hindu dan Animisme dari pendahulu membentuk kebiasaan unik masyarakat akan hal-hal yang berbau mistis. Masyarakat percaya beberapa tempat mempunyai kekuatan supranatural diluar nalar Manusia sehingga membentuk cara masyarakat berpikir dan bertindak terhadap tempat tersebut.

Tempat yang mempunyai kekuatan mistis tersebut biasa disebut “Tampat“. Berdasarkan Buku “Alam Sati Nagari Surantih” dikatakan “tampat” adalah kuburan keramat yang dipercaya memiliki kekuatan magis. Di Nagari Surantih berdasarkan buku diatas, ada beberapa tempat yang dipercaya memiliki kekuatan magis, yaitu:

1. Gunung Rajo

Disebelah selatan Gunuang Rajo, menurut cerita yang berkembang dalam masyarakat terdapat Sebuah “Tampat“. Dikatakan, “Tampat” ini merupakan milik Kaum Malayu Langgai bernama Sutan Muncak. Tampat ini banyak dikunjugi oleh masyarakat dalam melepaskan kaul dan berniat.

Kekuatan magis gunung ini dirasakan para nelayan ketika mereka mengalami hujan badai di lautan. Dari arah Gunung Rajo pada saat badai tersebut menimbulkan cahaya di tengah badai yang hitam pekat tersebut. Cahaya tersebutlah yang menuntun arah mereka menuju daratan dan keluar dari badai. Selain tampat, Gunung Rajo juga memiliki kekayaan alam berbentuk batu permata yang bernama Kali Maya

2. Rawang-Gunuang Malelo

Di Bukit Tabek Rawang terdapat sebuah tempat mistis yang sering  disebut dengan Tampat Singguliang. Sementara di daerah Gunung Malelo memiliki dua buah tampat yang dijadikan masyarakat dalam melepaskan kaul yaitu di Bukit Batu Balai, merupakan daerah yang diwarisi oleh Kaum Caniago Lubuk Batu. Di tampat ini merupakan lokasi kuburan Tuanku Kali Adat yang bergelar Maha Rajo Lelo. Tampat yang kedua terletak di Bukit Gadang Gunung Malelo, merupakan daerah yang diwarisi oleh Kaum Kampai. Di daerah tampat ini disemayamkan Ayek Uniang dari keturunan Kampai Langgai.

3. Gunuang Giriak.

Disebelah Selatan Gunuang Giriak dipercaya sebagai tempat tinggal (Kampung)  dari “Urang Bunian“. Kampung ” Urang Bunian” ini sama seperti perkampungan manusia pada umumnya. Mata pencaharian “urang Bunian” ini adalah petani. Dari cerita masyarakat sekitar dikatakan telah banyak orang yang menemukan hal-hal gaib bahkan ada yang tersesat disini dan banyak yang tidak bisa keluar dari perkampungan urang Bunian tersebut.

4. Kayu Aro hingga Langgai.

Sepanjang daerah ini merupakan daerah yang paling banyak menyimpan hal-hal magis. Hampir disetiap kampung memiliki “Tampat“. Di Kampung Kayu Aro memiliki tiga buah “tampat”, Ketiga tampat tersebut dipercaya sebagai tampat tigo tungku sajarangan milik Kaum Sikumbang yang tidak sealiran. Tampat ini dipercaya masyarakat sebagai tempat penangkal kiriman orang. Sama seperti “Tampat” lainya digunakan untuk melepaskan kaul dan niat oleh masyarakat yang percaya akan kekuatan yang dimiliki “tampat” tersebut.

Di sebelah Utara Kayu Aro, di daerah Pematang Bukit Punjuang terdapat Batu Batingkek, menurut cerita masyarakat meyakini bahwa itu merupakan rumah Bujang Jibun. Tampat tersebut dimanfaatkan sebagai tempat bertapa menuntut ilmu-ilmu dunia. Di lokasi ini menyimpan misteri alam yang aneh dan gaib, ketika seseorang melewati daerah tanah tersebut akan mendengar suara nyaring/mendesing dari setiap langkah yang diinjakan di tanah tersebut. Jika dilhat dari tanah tersebut persis sama dengan tanah-tanah lainnya. Daerah ini memiliki panjang 100 M, di daerah ini di lakukan sebagai tempat untuk menuntut ilmu keduniawian melalui “penarakan“.

Kampung Batu Bala juga memiliki beberapa tampat yang harus diketahui keberadaannya antara lain seperti : tampat dan lokasi Urang Bunian. Tampat yang ada di Kampung Batu Bala terletak didekat perkampungan masyarakat. Tampat tersebut sering digunakan oleh masyarakat sebagai tempat bertapa dan melepas niat. Di dalam perkampungan ini, tepat berada di halaman rumah penduduk, terdapat sebuah batu berbentuk menyerupai kursi bersandar. Menurut Dt. Rajo Endah batu tersebut merupakan batu kursi sandaran Raja. Batu tersebut dibawa dari mudik kambang ke daerah ini.

Sebelah utara Kampung Batu Bala, tepatnya di pematang Bukit Aweh Kuniang terdapat beberapa tempat yang dianggap masyarakat merupakan lokasi hidupnya masyarakat alam gaib yang disebut Urang Bunian. Diperkirakan lokasi hunian tersebut berada berada di Bukit Tabuah. Masyarakat setempat Pada saat senja (magrib) hari kamis, sering terdengar suara beduk beberapa kali dari arah tempat tersebut. Karena fenomena itulah masyarakat menamai daerah tersebut Bukit Tabuah (Beduk).

Arah mudik dari pematang bukit tersebut, tepatnya di Gunung Talau. Di Gunung Talau diyakini terdapat pemukiman masyarakat Bunian sedang di kaki Gunung Talau terdapat Tampat Rajo Alam. Menurut cerita yang berkembang ditengah masyarakat dipercaya bahawa Penguasa Gunung Talau bernama Puti Gadang Sanggu. Dia mewariskan kekuasaannya kepada Puti Kalang Kabuik yang bersuami pada Sultan Alang Janjang Hulu dari Gunung Kunik. Diyakini keturunan dari keluarga ini sampai sekarang masih berkembang.

Di Kampung Langgai juga terdapat lokasi tampat yang sangat terkenal yaitu yang berada di Dusun Janang, dusun tertua di Langgai. Keberadaan tampat Langgai bagi masyarakat Langgai sangat berarti dan jadi kebanggaan sebagai penjaga Kampung Langgai. Tampat ini selalu memberikan tanda berupa getaran hingga ke tonggak tuo mesijd. Peristiwa merupakan tanda bahwa akan datang bala/musibah menimpa. Tampat ini dijadikan masyarakat sebagai tempat ziarah yang sering dikunjungi masyarakat yang memiliki niat dan maksud tertentu.
Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Efektivitas PPKM Mikro di Kelurahan Perlu Ditingkatkan
Gerakan Nagari Mencegah Coronavirus: Warga, Perantau dan Pesan Sutera Bagikan Masker kepada Masyarakat
Memutus Penyebaran Coronavirus, Perantau dan Warga Koto Taratak Bagikan Masker
Kayu Aro Surantih, Indah namun Masih Tertinggal
Banyak yang tak terima pembagian beras dampak Covid-19, Ini Penjelasan Pihak Nagari Surantih
Sebanyak 255 KK Terima Pembagian Beras Dampak Covid-19 di Kenagarian Surantih
Ada di Luar Negeri, Berikut kemegahan Tampilan ‘Rumah Gadang’ di Dunia
Dualisme Kepemimpinan KAN Surantih, Camat Sutera Dinilai Offside

Berita Terkait

Senin, 3 Mei 2021 - 14:22 WIB

Efektivitas PPKM Mikro di Kelurahan Perlu Ditingkatkan

Senin, 11 Mei 2020 - 22:31 WIB

Gerakan Nagari Mencegah Coronavirus: Warga, Perantau dan Pesan Sutera Bagikan Masker kepada Masyarakat

Minggu, 10 Mei 2020 - 13:17 WIB

Memutus Penyebaran Coronavirus, Perantau dan Warga Koto Taratak Bagikan Masker

Minggu, 26 April 2020 - 15:53 WIB

Kayu Aro Surantih, Indah namun Masih Tertinggal

Jumat, 17 April 2020 - 23:17 WIB

Banyak yang tak terima pembagian beras dampak Covid-19, Ini Penjelasan Pihak Nagari Surantih

Berita Terbaru

Hitung Cepat Pilkada Pesisir Selatan 2024

Politik

Hitung Cepat Pilkada Pessel 2024

Rabu, 27 Nov 2024 - 15:19 WIB

Luna Maya dan Darius Sinathrya dalam Serial WeTV Main Api

Entertainment

Luna Maya Tidak Boleh Nikah Lagi Kalau Ingin Dapat Harta Warisan

Rabu, 18 Des 2024 - 17:57 WIB