Sekitar sepuluh kilometer setelah melewati Emmahaven (Teluk Bayur), perjalanan berubah menjadi pengalaman visual yang memesona.
Jalanan yang berkelok mengikuti garis pantai menyuguhkan pemandangan ujung-ujung Pegunungan Bukit Barisan yang seakan menyentuh laut.
Ombak yang menghantam pantai menciptakan garis putih bak renda di permukaan laut biru-hijau, memberikan kesan seperti permadani hidup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Zentgraaf menyebut keindahan ini setara dengan Riviera di Eropa—kawasan pesisir paling prestisius yang dikenal karena keanggunannya.
Tak hanya daratan, laut dan teluk-teluknya juga mencuri perhatian. Sepanjang perjalanan, mereka menjumpai teluk-teluk indah yang belum banyak dikenal dunia luar.
Perpaduan gunung, laut, dan cahaya matahari yang menari di atas permukaan air menciptakan harmoni visual yang menghipnotis, membuat siapapun yang melaluinya merasa menemukan dunia baru.
Namun, kekaguman terhadap Pesisir Selatan tidak hanya datang dari Zentgraaf dan Goudoever. Lebih dari seabad sebelumnya, seorang ilmuwan Jerman bernama Salomon Müller juga telah meninggalkan catatan tentang keelokan wilayah ini.
Müller adalah anggota Natuurkundige Commissie voor Nederlands-Indië atau Komisi Pengetahuan Ilmu Alam untuk Hindia Belanda, yang melakukan ekspedisi ilmiah di Sumatra antara tahun 1833 dan 1838.
Klik selanjutnya untuk melanjutkan membaca…
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya