Ini Hari Jadi Kabupaten Pesisir Selatan Bila Dilihat dari Perspektif Kebudayaan dan Politik

Selasa, 14 Mei 2024 - 18:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Landmark Pasisia Rancak di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan

Landmark Pasisia Rancak di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan

Apa kejadiannya, lada yang ditunggu Belanda tak datang-datang, malah kapas yang muncul di pasar dagang, berakibat buruk, tekstil Belanda numpuk di Pulau Cingkuk. Kredit menunggak, ditagih: tinggi gunung seribu janji, memang lidah tidak bertulang. Fenomena ini semakin memicu api Perang Bayang, yang sering juga disebut Perang Kapas dan atau Perang Lada.

Perang Bayang ini meletus di Bayang, diperkuat basis surau Syekh Buyung Muda Puluik-puluik, kemudian meluas ke seluruh kawasan daerah pantai barat. Lebih dahsyat perlawanan di Salido dan Batangkapas sampai ke selatan.

Disebut salah seorang pimpinan grilianya (bolak balik dari Salido, Pulau Cingkuk, Bayang, Sungai Pagu, Batangkapas lainnya) Sidi Naro yang oleh Belanda dicap sebagai Rajo Rampok (makamnya di pasar lama Batangkapas, Pasar Kuok, di samping Kantor KAN sekarang, dan ada juga yang menyebut tidak jauh dari Pulau Kareta, Pantai Carocok Painan sekarang).

3. Tanggal 6 Juli 1663

Tanggal 6 Juli 1663 ini terjadi peristiwa pengesahan Perjanjian Painan (Painan Contract) yang berpangkal dari Sandiwara Batangkapas (1662). Sandiwara dimaksud, orang Pesisir berpura-pura bersekutu, memberikan kebebasan Belanda bergabung dalam dagang dan seolah mengusir kekuatan asing lainnya.

Pelabuhan lada Samudrapura di jantung kekuasaan Kerajaan Indrapura, juga Tiku dan Pariaman dijaga ketat oleh rakyat. Mengawasi jangan sampai leluasa Gujarat dan Eropa (termasuk Belanda) menguasai pelabuhan lada (Baca De Leeuw dalam Painansch Contract, 20. Lihat juga Chritine Dobbin, 88-89).

Strategi tak terbaca dari Painan Contract itu sepertinya mengerjain Belanda, “diiyokan nan di urang dilaluan nan di awak” (disetujui keinginan orang, yang dilakukan untuk kepentingan kemakmuran bangsa). Sementara kekuatan pemuka disatukan, seperti Raja Adil dikunjungi Raja Muhammadsyah yang baru saja kembali ke singgasana Kesultanan Inderapura, tentulah sebuah strategi lagi yang merugikan Belanda.

Belanda tadinya berdagang emas, lada dan rempah lainnya di pantai Barat ingin mendapat untung besar, ternyata seperti “toke padi pirang”, ilia barago mudik basanggan, dikatokan gale lain balabo kironya pokok nan tamakan (ke hilir tawar menawar harga, ke mudik membeli barang, dikatakan dagang berlaba, kiranya pokok yang termakan). Hutang luar negeri Belanda menjadi membengkak, tak terbiayai dari hasil dagang di negeri ini.

Baca Juga :  DPR RI Peduli Cagar Budaya, Pantau Pelaksanaan UU 11/ 2010

4. Tanggal 28 Januari 1667

Tanggal 28 Januari 1667 ini terjadi peristiwa sejarah yang amat penting, yakni pertemuan tingkat tinggi antara Raja Minangkabau, Raja dan Penghulu Nagari di Kawasan Pantai Barat dihadiri Belanda. Solusinya adalah penguatan pengakuan terhadap eksistensi Pesisir Selatan sebagai bagian integral wilayah kultur Minangkabau, yang memaksa Belanda bagaikan menelan pil pahit.

Verspreet pimpinan VOC seketika amat terpukul menerima keputusan pemuka Minangkabau dan Pesisir itu, bahwa seluruh wilayah Kerajaan Minangkabau bulat dan integralistik.

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing
Perburuan Zaini Zen Gagal, Lumpo Dibombardir Belanda
Kala Surantih, Amping Parak dan Kambang Melawan Belanda Tahun 1745
Sultan Indra Azhir Osman Seuntai Salam Sinopsis Kesultanan Indrapura
Selayang Pandang Cimpu
Pertalian Darah Pesisir Selatan dengan Kesultanan Brunei Darussalam
Gejolak PRRI di Surantih: Kayu Aro Jadi Lautan Api
Kapankah Pertama Kalinya Pasar Surantih Berdiri? Ini Sejarahnya

Berita Terkait

Senin, 14 April 2025 - 16:43 WIB

Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing

Minggu, 23 Maret 2025 - 22:12 WIB

Perburuan Zaini Zen Gagal, Lumpo Dibombardir Belanda

Jumat, 21 Maret 2025 - 15:17 WIB

Kala Surantih, Amping Parak dan Kambang Melawan Belanda Tahun 1745

Rabu, 12 Februari 2025 - 16:38 WIB

Sultan Indra Azhir Osman Seuntai Salam Sinopsis Kesultanan Indrapura

Kamis, 30 Januari 2025 - 22:50 WIB

Selayang Pandang Cimpu

Berita Terbaru

error: Content is protected !!