Di Limpaso Taluak, juga ada makam orang Cina di Bukit Kaciak, sesekali dilihatnya, ialah seorang Cina yang sudah membaur dengan masyarakat dan pernah menjadi ketua buru babi disebut orang tua Taluak. Ada yang bertanya di mana makamnya yang lain, tetua Taluak menyebut mereka bermakam di Surantih pada sebuah bukit berbatas Ampiang Parak disebut “Alai”.
Mungkin cukuplah satu dua itu makam Cina. Karenanya ketika makam Cina di muaro Padang mau dipindahkan ke Bukit Gadih Basanai di Api-api Pesisir Selatan, masyarakat ranah rantau menolak dan dibatalkan Bupati Darizal Basir ketika itu 1990-an. Akhirnya pindah ke Bungus Teluk Kabung Padang.
Kenapa ada jejak Cina di Taluak? Ibnu Abbas Dt. Rajo Bagindo Kampai Taluak, dulu banyak bercerita. Karena mungkin faktor pelabuhan alam Taluak nyaman tempat berlabuh dan sandar kapal dagang. Sampai tahun 1945 masih ada tiga pelabuhan yang masih bagus di Banda Sapuluah. Termasuk Taluak pelabuhannya dulu bagus, kini menjadi kawasan air mati. Kondisi itu disebabkan karena muara mendangkal, mungkin tak dilalui kapal lagi, tak dikeruk, ditambah pula pengaruh erosi dan debet air semakin berkurang.
Apalgi sejak penghijauan tahun 1986, salah pilih “tanaman vinus” yang rakus menyerap air tanah. Tanah kering, begitu hujan erosi longsor terjadi. Ketiga kota pelabuhan bagus itulah ada keluarga Cina di Taluak. Menarik digali lebih lanjut, dalam kontek kebudayaan dalam sistem ekonomi masyarakat pantai dan Cina, setidaknya untuk cerita menarik untuk anak cucu.