Sejarah Cina di Banda Sapuluah, Pesisir Selatan

Selasa, 1 Februari 2022 - 21:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Muara Surantih. Foto: Indrian Koto

Muara Surantih. Foto: Indrian Koto

Faktor Cina datang ke wilayah Taluak dan kota pantai lainnya Banda Sapuluah dahulu, adalah karena pantai barat Sumatera sudah ramai dilayari dan tempat bercaturnya kapal dagang asing terutama abad ke-16. Masa itu perairan dan pelabuhan Taluak sudah ramai pula di singgahi termasuk Cina. Pedagang asal negeri naga ini bermukim dan berdagang di Taluak.

Cina ke Taluak senang melabuhkan kapal dagangnya. Sering kapalnya sandar di Ujung Batu dekat balai (pasar) baru di sekitar masjid lama Pasar Taluak itu. Agus Yusuf penulis sejarah Pesisir Selatan pernah juga menyebut. Taluak ketika masih belum punya akses jalan darat yang baik. Ketika itu jalan darat ada tetapi belum bagus dan jembatan belum ada, di Taluak sudah ada “Congkong” sejenis kapal penyeberangan seperti juga di Surantih dan Amping Parak.

Baca Juga :  Tempat Mistis di Surantih Ini Bisa Jadi Destinasi Wisata Kamu Selama Libur Lebaran

Congkong itu dapat menyeberangkan satu dua mobil jelajah Belanda, masa agresi 1947, beriringan belasan mobil kolonial itu, sebut tetua Taluak.

ADVERTISEMENT

space kosong

SCROLL TO RESUME CONTENT

Seperti demikian juga di Kambang dan Surantih, Cina senang melabuhkan kapal dagangnya, sehingga bermukim dan berdagang pula di sana. Di Surantih sentra pemukimannya dari cerita tetua di kawasan pasar sekitar lapangan bola sekarang.

Infonya dimungkinkan bisa didalami dari ketua KAN Surantih Rusli Dt. Rajo Batuah atau tokoh lain di sana. Almasri Syamsi mencatat (2007, p.81) Cina di Surantih tuan tanah juga. Lapangan bola hingga Padang Api-api merupakan milik Cina.

Sementara Tetua di Taluak menyebut Cina di Surantih dulu punya huller, mesin penggiling padi yang cukup besar dekat Pasar Surantih sekarang itu. Nagari sekitar ke sana menggiling padi. 

Baca Juga :  Safari Ramadan ke Pasir Putih Kambang, Zarfi Deson Ingatkan Orangtua Agar Anak Tidak Salah Pergaulan

Di Kambang disebut Dr. Syafrial Dt. Bandaro Itam, tokoh adat Kambang, Cina pernah tinggal di Koto Baru arah ke Pakan Kamis. Mereka berdagang. Dari cerita tetua di Kambang, ada pribumi yang dipekerjakannya.

Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kapankah Pertama Kalinya Pasar Surantih Berdiri? Ini Sejarahnya
Ternyata Segini Partisipasi Pemilih Pessel dalam 12 Kali Pemilu
Partisipasi Pemilih Pessel di Pemilu 2024 Merosot, Terendah Ketiga dalam Sejarah
Ini Hari Jadi Kabupaten Pesisir Selatan Bila Dilihat dari Perspektif Kebudayaan dan Politik
Tan Sri Dano, Panglima dan Ulama Penakluk Rupit
Ayah Buya Hamka, Abdul Karim Amrullah Ternyata Pernah Menuntut Ilmu Agama di Pesisir Selatan
Basurah Asal Usul Kaum Kampai ASSP – Bandasapuluah
Banjir Besar Pesisir Selatan 1915, Ketinggian Air Capai 3 Meter dan Puluhan Orang Meninggal

Berita Terkait

Senin, 1 Juli 2024 - 10:01 WIB

Kapankah Pertama Kalinya Pasar Surantih Berdiri? Ini Sejarahnya

Jumat, 28 Juni 2024 - 08:49 WIB

Ternyata Segini Partisipasi Pemilih Pessel dalam 12 Kali Pemilu

Kamis, 27 Juni 2024 - 11:51 WIB

Partisipasi Pemilih Pessel di Pemilu 2024 Merosot, Terendah Ketiga dalam Sejarah

Selasa, 14 Mei 2024 - 18:02 WIB

Ini Hari Jadi Kabupaten Pesisir Selatan Bila Dilihat dari Perspektif Kebudayaan dan Politik

Minggu, 17 September 2023 - 11:20 WIB

Tan Sri Dano, Panglima dan Ulama Penakluk Rupit

Berita Terbaru