Tasbih Hujan
Penulis : Apriwanto
13x19cm; xii + 120 Halaman
ISBN: 978-623-94509-6-0
Rp. 50.000.-
Sebagai manifestasi dari perjalanan hidup manusia, sastra memanglah kaya dengan berbagai situasi. Hal itulah yang terlihat dalam antologi puisi Tasbih Hujan karya Apriwanto yang ada di tangan pembaca. Diksi dan ungkapan yang sederhana merefleksikan pengalaman pengarang dengan cukup dalam. Secara apik, puisi-puisi yang ada mengantarkan kita berkelana ke berbagai suasana. Sebuah karya yang sangat layak diapresiasi. Sebuah cinderamata yang sangat patut diselami.
(Dr. Syofyan Hadi, SS, M.Ag, MA. Hum, Dosen Bahasa Sastra Arab Fakuktas Adab Dan Humaniora UIN IB Padang)
Apriwanto, S.Hum memilih menulis puisi dengan pilihan gayanya yang sederhana. Penyair ini memang masih memiliki bahasa yang lugas. 87 puisi dalam kumpulan bertajuk “Tasbih Hujan” digumamkan dengan amanat yang sangat personal, kerap melahirkan tanggapan dan emosi sebagai frase musikal dalam puisi. Karya-karyanya cenderung berangkat dari realitas sosial dirinya menjadi realitas sastra dalam mengkongkritkan pengalaman puitiknya melalui pengungkapan angan menjadi puisi. Teruslah menulis puisi, teruslah berkontemplasi tak henti sampai ke urat nadi. Ah!
(Sulaiman Juned, Sastrawan| Esais| Kolomnis| Sutradara Teater| Ketua Jurusan Seni Teater, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Padangpanjang| Pendiri dan Penasihat Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang, Sumatra Barat)
Apabila nurani terbuka saat berbagai kejadian teraba oleh panca indera maka seseorang butuh wahana untuk mengungkapkannya. Salah satu wahana itu adalah Puisi. Kumpulan Puisi “Tasbih Hujan” karya “Apriwanto Tinto” salah satu muara yang mewadahi pemikiran yang berhulu pada pengalaman lahir dan batin. Maka di dalamnya ada doa dan cinta. Ada kegeraman dan kemarahan. Tapi ada juga kelembutan bercitarasa. Barangkali Tinto akan terus menulis Puisi. Karena dunia semakin fana, kekotoran dan keganjilan kian menjadi-jadi di dalamnya. Terus bergerak, Apriwanto Tinto.
(Denni Meilizon, Penulis, Ketua Forum Pegiat Literasi Pasaman Barat, Founder Roemah Boekoe Pasaman)
Banyak puisi lahir di musim pandemi. Puisi-puisi itu menjadi senandung yang menghibur, juga menghadirkan ruang renung, seperti kumpulan puisi “Tasbih Hujan” karya Apriwanto ini. Ada doa, cinta, rindu, yang diramu menjadi satu setelah memungut problem-problem sosial yang terjadi di sekitar lalu dikemas menjadi realitas sastra (puisi). Selamat atas kehadiran buku ini. Tahniah kepada penyairnya.
(Muhammad Subhan, Penulis, Pegiat Literasi, dan Founder Kelas Menulis Daring elipsis).
Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini