Kedatangan Portugis di Suvarnnadwipa – Arif P Putra

Jumat, 16 September 2022 - 10:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi. Foto: Bendera Portugal

Ilustrasi. Foto: Bendera Portugal

Saque, saque, saque

Kedatangan Portugis;di Suvarnnadwipa

1.
ia bawa mata kelam
bukan lebam dan pesakitan

dari hulu perkampungan
sampai dusun-dusun lengang tertinggalkan
bukan dari mambang
atau pameo orang-orang mudik pulang
“merantaulah madang dahulu, merantaulah”

ADVERTISEMENT

space kosong

SCROLL TO RESUME CONTENT

di muara, suar bagan pelaut memecah gelap
menyeringai bagai bulan
terdengar sayup, derik kayu-kayu penyanggah
ombak kian malam kian menyentuh tebing
mengikis urat kelapa condong di tepian
—mengajak rebah tapi tak kunjung

2.
dibawa awan kelam itu
pada kedalaman doa ibu-ibu;
anak suaminya bepergian
dibawa gerilyawan tanpa nama
siapa yang berangkat tengah malam
mengajak berpuluh pemuda tanggung
tak dilengkapi senjata lawan
tak diselingi strategi pelarian
ia kah yang menebas rimba
menyusuri hutan bakau
mencari jejak orang-orang sesat
atau hanya kecemasan yang tak bisa diyakinkan

Baca Juga :  Surantih dalam Puisi | Indrian Koto

3.
tak ada yang lebih picik dari kedatangan pura-pura
dengan rangka baja berpuluh janji dituntaskan
sampai pelayaran-pelayaran istimewa untuk raja

datang berpuluh kali
mengalahkan badai
menghiraukan hantu laut
menepikan biduk-biduk ke tepian
menyandarkan sauh di kedalaman karang

“saque, saque, saque”
teriak seorang nahkoda muda

4.
di Suvarnnadwipa mereka berlabuh
menaruh sauh bertahun-tahun
membawa berpeti hasil tanah
menelanjangi beribu bukit
memelas seperti kanak
bagai pepatah lama kita—entah mereka
“memintak tidak, memberipun jangan
terkurung mau di luar, terhimpit mau di atas”
mereka lampaui batas-batas
mencari yang tak disembunyikan
menggali segala macam tanaman
mengukur lahan
menakar kekuasaan


5.
ia kikis segala yang ringkih
lenguh orang-orang ladang dari kelelahan
tuah yang kelupaan
dari solek yang kepalang menipu
di Suvarnnadwipa mereka redam lenguh itu
meninggalkan kerangka kapal penuh karat
penuh biadab
penuh pasang dari air laut yang tak meninggalkan tepian

dari kejauhan suar goyang-goyang
melewati gelombang
membawa bahagia yang pergi
meninggalkan ketulangan

Baca Juga :  Seharusnya Preposisi “pada” bukan “di” - Yori Leo Saputra

ia bawa mata kelam
bukan lebam dan pesakitan
dari malam-malam
dari mantra mambang tabib kampungan
tapi tetap, orang-orang datang membawa teriakan di pelabuhan
“saque, saque, saque”

Saque adalah bahasa Portugis yang artinya Jarah

Berita Terkait

Penyair Layla Muhaydirah
Hujan di Akhir Januari | Sri Jumaini
Dendang Membara Pirin Bana | Raudal Tanjung Banua
Tasbih Hujan | Apriwanto
Membeli Beras | Raudal Tanjung Banua
Kemenangan RA-RUDI | Harmidi
Surantih dalam Puisi | Indrian Koto
Aku Sampaikan Melalui Tulisan | Delvi P Maidani
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 26 Juni 2023 - 14:25 WIB

Penyair Layla Muhaydirah

Jumat, 16 September 2022 - 10:25 WIB

Kedatangan Portugis di Suvarnnadwipa – Arif P Putra

Senin, 24 Januari 2022 - 06:19 WIB

Hujan di Akhir Januari | Sri Jumaini

Minggu, 23 Januari 2022 - 09:11 WIB

Dendang Membara Pirin Bana | Raudal Tanjung Banua

Kamis, 20 Januari 2022 - 21:22 WIB

Tasbih Hujan | Apriwanto

Selasa, 11 Januari 2022 - 13:59 WIB

Membeli Beras | Raudal Tanjung Banua

Senin, 10 Januari 2022 - 20:58 WIB

Kemenangan RA-RUDI | Harmidi

Senin, 10 Januari 2022 - 13:51 WIB

Surantih dalam Puisi | Indrian Koto

Berita Terbaru