Mande Rubiah, Situs Cagar Budaya Kebanggaan Pesisir Selatan

Redaksi
3 Feb 2020 09:04
Pariwisata 0 30
3 menit membaca
Kabupaten Pesisir Selatan banyak menyimpan kisah tentang sejarah masa lampau yang terselip di setiap daerah yang ada di Kabupaten ini. Kali ini kita akan mencoba menggali sebuah cerita yang terdapat di Lunang, salah satu kecamatan di bagian selatan Kabupaten Pesisir Selatan.
Berbicara tentang Lunang ada satu ikon pariwisata yang cukup terkenal dan menjadi salah satu situs cagar budaya kebanggaan Kabupaten Pesisir Selatan yaitu Rumah Gadang Mande Rubiah. Dibalik berdiri kokohnya bangunan itu terselip sebuah kisah tentang perjalanan Mande Rubiah. 
Dahulunya, Mande Rubiah merupakan Bundo Kanduang yang merupakan seorang penguasa “ratu” di kerajaan Pagaruyung. Bundo kanduang sampai di Lunang karena ia mencoba lari dari kejaran penguasa kerajaan Sungai Ngiang yakni Tiang Bungkuk. 
Kisah ini merupakan salah satu histo­riografi tradisional Minang­kabau yang telah mashur di ranah minang hingga wilayah nu­santara lainnya seperti Beng­kulu, Jambi bahkan sampai ke negeri jiran Malaysia.
Diceritakan dalam salah satu sumber sejarah minangkabau, Saat terjadi huru-hara di Pagaruyung, Bundo Kanduang beserta anak­nya Dang Tuangku dan menantunya bernama Puti Bungsu “menghilang” dari istana lewat proses “mengirap ke langit”. Dan turun di wila­yah Lunang Pesisir Selatan.
Proses mengirap tersebut dilakukan agar terhindar dari bahaya akibat adanya serangan luar terhadap istana. 
Dalam pengetahuan seja­rah masyarakat di Lunang dan malahan Sumatera Barat pa­da umumnya,  Bundo Kanduang beserta pengi­kut­nya lari dan bersembunyi di Lunang.Di Lunang kemudian ia mendirikan kem­bali istana yang dikenal de­ngan Rumah Gadang Mande Rubiah dan nama Bundo Kanduang pun diganti dengan gelar Mande Rubiah. 
Dilansir dari haluan.com,Rumah Gadang yang telah berdiri ratusan tahun ini dipercaya seba­gai istana yang dibangun oleh Bundo Kanduang atau Mande Rubiah pertama. Rumah gadang Mande Rubiah terle­tak di Kampung Dalam, seba­gai pusat “alam” Lunang, merupakan refleksi alam ber­fikir dan kosmologi Lu­nang.
Kawasan Kampung Da­lam Lunang menempatkan Man­­de Rubiah sebagai tokoh sentral dan Kampung Dalam sebagai tempat yang “sakral” yang menjaga keaslian tradisi yang telah berlangsung secara turun temurun di Lunang. Eksistensi Mande Rubiah di dalam masyarakat Lunang jelas tidak dapat diabaikan karena dianggap sebagai tokoh penting dalam menjaga ke­seimbangan “simbolis” kehi­dupan masyarakat Lunang.
Saat ini Rumah Gadang Mandeh Rubiah merupakan salah satu situs cagar budaya di bawah naungan Balai Pe­les­tarian Cagar Budaya (BP­CB) Batusangkar.
Setelah dilakukan beberapa kali penelitian, Pada tanggal 8 Maret 1980, Rumah Gadang Mande rubiah ini diresmikan men­jadi museum lokal di Suma­tera Barat oleh Bidang Permu­seuman, Sejarah dan Kepur­bakalaan Kanwil Dept. P dan K Sumatera Barat, dengan nama Museum Mande Ru­biah.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *