Kisah Pilu di Balik Jembatan Ratapan Ibu di Kota Payakumbuh

Minggu, 12 April 2020 - 16:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kisah Pilu di Balik Jembatan Ratapan Ibu di Kota Payakumbuh


Jembatan ratapan ibu yang dibawahnya mengalir batang agam  


Kota Payakumbuh mempunyai sebuah jembatan dengan nama yang unik. Jembatan ini menghubungkan pasar Payakumbuh dengan labuah basilang dan nagari aie tabik. Jembatan ini dibangun tahun 1840, 8 tahun setelah Belanda masuk ke Luak Limo puluah. Belanda masuk pada tahun 1832. 

ADVERTISEMENT

space kosong

SCROLL TO RESUME CONTENT


Jembatan ini dibangun tahun 1818 dan memiliki panjang 40 meter dengan arsitektur kuno berupa susunan batu merah setengah lingkaran yang direkat dengan kapur dan semen tanpa menggunakan tulang besi. Jembatan ini melintasi Sungai Batang Agam, menghubungkan Pasar Payakumbuh dan nagari Aie Tabik. Jembatan ini dibangun oleh pemerintah Hindia-Belanda dengan menggunakan para pribumi sebagai pekerja paksa.

Baca juga : Unik, Rumah Gadang Ukiran Cina di Kabupaten Lima Puluh Kota


Jembatan ratapan ibu namanya. Sebuah nama yang puitis. Namun bukan soal puitisnya maka jembatan tersebut dinamakan seperti itu. Justru karena jembatan tersebut menjadi saksi bisu peristiwa yang heroik saat dulu pemuda Payakumbuh berjuang mempertahankan kemerdekaan RI yang baru diploklamirkan. 

Jembatan itu merupakan jembatan yang sangat bersejarah karena menjadi tempat eksekusi  para pejuang kemerdekaan oleh tentara Belanda pada zaman penjajahan. Ketika itu,  pada era agresi Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, sebelum akhirnya Belanda mengakui kedaulatan NKRI, 27 Desember 1949, banyak pemuda yang ditangkap dan kemudian digiring ke jembatan tersebut. Para pemuda itu dibariskan di atas jembatan lalu ditembak mati oleh serdadu Belanda dan mayatnya dibuang ke Batang Agam yang deras mengalir di bawah jembatan itu.

Baca juga : Ada di Luar Negeri, Berikut kemegahan Tampilan “Rumah Gadang” di Dunia


Kala itu masyarakat, terutama kaum wanita, setiap menyaksikan eksekusi itu hanya bisa menangis melihat para pejuang bangsa ditembaki, lalu mati dan jasadnya jatuh ke sungai serta dihanyutkan air. 

Meskipun tidak begitu terkenal seperti Jembatan Merah di Surabaya, peristiwa bersejarah di Payakumbuh, jelas harus dicatat sebagai pengingat kehebatan para pendahulu kita. Maka, untuk mengenang banyaknya ibu-ibu yang meratapi kematian anaknya yang mayatnya tidak  ditemukan, jembatan itu dinamakan dengan Jembatan Ratapan Ibu, yang kemudian dipertegas dengan dibangunnya Tugu Ratapan Ibu di salah satu ujung jembatan, yang terakhir direnovasi pada tahun 1998. Tugu ratapan ibu ini berupa monumen seorang perempuan yang menunjuk ke arah aliran batang agam .


Selain monumen Ratapan Ibu,pada tahun 1980 tersebut juga dilakukan pemindahan makam para pejuang Antara. Sebuah komplek makam yang di beri nama Makam Pejuang 45 dibangun di Balai Jariang Koto Nan Gadang. Disini disemayamkan 41 pejuang yang gugur pada masa PDRI di Front Utara Payakumbuh. Makam yang dulunya bertebaran dimana mereka gugur dan ditanam,dipindahkan ke Makam Pejuang 45 tersebut.

Diolah dari berbagai sumber

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Membanggakan, Amping Parak Masuk 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024
Negara Kepulauan Terkecil di Asia, Ini Fakta Maladewa Atau Maldives
Tempat Mistis di Surantih Ini Bisa Jadi Destinasi Wisata Kamu Selama Libur Lebaran
Ayo Wisata ke Pesisir Selatan, Ada Bus Gratis Selama Setahun
Wisata Menggeliat, Batas Pesisir Selatan-Padang Malah Suram
Goa Kelelawar Pandayo Jadi Destinasi Wisata Menarik di Kota Padang, Hendri Septa : Kita Fokus Membenahinya Kedepan
Ini Makna dari Nama Masjid ‘Terapung’ Samudera Ilahi Painan, Sangat Mendalam!
Masjid ‘Terapung’ Samudera Ilahi Painan Bikin Kagum Imam Besar Malaysia, Ini Kisahnya!

Berita Terkait

Selasa, 28 Mei 2024 - 01:50 WIB

Membanggakan, Amping Parak Masuk 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024

Senin, 6 November 2023 - 21:44 WIB

Negara Kepulauan Terkecil di Asia, Ini Fakta Maladewa Atau Maldives

Sabtu, 30 April 2022 - 11:52 WIB

Tempat Mistis di Surantih Ini Bisa Jadi Destinasi Wisata Kamu Selama Libur Lebaran

Jumat, 11 Maret 2022 - 13:41 WIB

Ayo Wisata ke Pesisir Selatan, Ada Bus Gratis Selama Setahun

Kamis, 6 Januari 2022 - 02:51 WIB

Wisata Menggeliat, Batas Pesisir Selatan-Padang Malah Suram

Berita Terbaru