Keteladanan dalam Kegelapan | Alirman Sori

Selasa, 5 April 2022 - 09:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dr. H. Alirman Sori, S.H., M.Hum., M.M. Anggota DPD/MPR RI Dapil Sumatera Barat

Dr. H. Alirman Sori, S.H., M.Hum., M.M. Anggota DPD/MPR RI Dapil Sumatera Barat

Kemana aku harus melangkah, jejakmu samar-samar ku ikuti. Terangilah kasih, lentera cintamu itu. Agar ku tak jatuh dalam kegelapan (syair lagu).

Darah seni dan politik DR Bucky Wibawa Karya Guna S.Pd, M.Si yang populer dengan nama Bucky Wikagu serta pernah menulis syair lagu berjudul Lentera Cinta seperti di atas yang dinyanyikan Nicky Astria tahun 1987, sepertinya simetris dengan kondisi kekinian Republik ini.

Kini di negeri ini aras selaksa berguncang di tengah gempita “karut marut” polemik soal berdemokrasi yang hampir menyentuh titik nadir “distrust”. Di waktu bersamaan kekayaan intelektualitas bangsa ini seolah mengalami kemerosotan pula bila ditinjau dari aspek revolusi mental, karena yang terjadi sebaliknya degradasi mental.

ADVERTISEMENT

space kosong

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hari-hari kita disuguhi degelan politik “hamis”, tragisnya pemeran utamanya malah para aktor intelektual yang semestinya menjadi teladan.

Degelan yang mereka mainkan tak ubahnya seperti peran pemain billiard yang professional yang dibidik bola 1, tetapi “goal” sesungguhnya bola 3. Begitulah hebatnya sang pemain professional. Drama politik dan orkestra panggung sandiwara yang mereka mainkan penuh dengan peran berpura-pura.

Kemasan orkestra politik oleh pecundang kelompok oligarki dilakukan secara “apik” dengan melafazkan narasi yang humanis untuk menyakinkan publik seolah-olah mereka hadir dalam kehidupan publik, pada hal sedang memainkan peran berpura-pura untuk mencapai “goal”.

Menelisik peran tersebut bila dikorelasikan dengan keteladanan berbasis faktualitas, tantangan kebangsaan saat ini diantaranya adalah berkurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa.

Baca Juga :  Alirman Sori: Budaya Membingkai Kebhinekaan

Hal ini dapat kita tengarai sebagian dari sikap dan perilaku pemimpin bangsa telah memicu kegaduhan. Sikap dan perilaku mereka secara komunikasi verbal banyak “blunder” dan “ambivalen”.

Keteladanan sebagian kepimimpinan bangsa ditinjau teori prilaku sangat dipengaruhi oleh kepentingan pribadi dan kelompok untuk bisa langgeng bertahan pada tahta kekuasaan, walaupun harus menentang arus dan tidak populer di mata publik.

Perubahan perilaku sebagian kepemimpinan bangsa ini membuat “aras” keteladanan berguncang dan meluluhlantakan nilai-nilai moralitas dan estetika keteladanan.

Celakanya, peranggai itu dilakukan oleh orang-orang yang memiliki intelektual secara pendidikan, pengetahuan dan pengalaman yang semestinya memberi contoh keteladanan yang baik.

Lalu apa yang membuat terjadinya degradasi keteladanan sebagian kepemimpinan bangsa ini?. Sulit memang untuk merangkai narasi jawabannya, tetapi dalam perspektif teori kepentingan dapat diduga sedang menikmati “gurihnya” kenikmatan jabatan, sehingga rasionalitas, integritas dan idealitas “tersungkur” dan “tenggelam” di dasar lautan kepentingan.

Kurangnya keteladanan dari sikap dan prilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa yang seharusnya memberikan contoh teladan, apakah ini sebagai sindiran syair lagu yang mengungkapkan, kemana aku harus melangkah, jejakmu samar-sama ku ikuti.

Semua kita bisa beralibi dan menyampaikan pendapat, ungkapan syair dialinea pertama, yang sepertinya searah dengan potret krisis keteladanan yang terjadi saat ini, yang menimpa sebagian pimimpin dan tokoh bangsa.

Terangilah kasih lantera cintamu itu, agar ku tak jatuh dalam kegelapan. Narasi syair ini, menunjukkan ungkapan harapan besar kepada sebagian pemimpin dan tokoh bangsa lainnya atau kepada kita semua untuk membimbing dan memandu harapan yang didambakan oleh orang-orang berharap untuk dipimpin agar tidak terjatuh dalam kegelapan.

Baca Juga :  Alirman Sori Tegaskan Masyarakat Sumbar Cinta NKRI: 'Tak Perlu Diragukan Lagi'

Kegelisahan yang dirasakan oleh publik soal keteladanan, hanya bisa dijawab oleh para pemimpin dan tokoh bangsa yang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting, karena yang dipimpin memerlukan contoh sikap dan prilaku keteladanan dari pemimpin di setiap level, baik pemimpin formal dan pemimpin non formal.

Tetapi kita tidak boleh patah arang, dalam kondisi apapun, kita harus optimis menatap masa depan yang lebih baik, sekalipun jurang terjal, gelombang besar dan gunung tinggi, Insya Allah dengan ikhtiar dan doa khusyuk pasti dapat dicapai. Ingat kisah Nabi Musa ketika dikepung pasukan fira’un secara logika tidak mungkin Musa selamat, tetapi karena ikhtiar dan kekuatan doa, Allah SWT Tuhan Maha Kuasa, dengan sekejap pasukan Fira’un luluh lantak ditelan bumi. Spirit ini mesti menjadi “Big Power” oleh kita, bahwa perubahan untuk mendapatkan yang terbaik sungguh memerlukan perjuangan dan kesabaran. Teruslah melangkah dengan langkah kecil menjadi langkah besar, yakinlah “kebaikan” tidak akan pernah ketukar dengan “kejahilan”.

Dengan harapan habis gelap timbullah terang.,Wallahu A’lam, waktu yang akan menjawab semua itu.

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dewa Yunani Mulai Menyerang Ranah Minang
Pasca Banjir Besar Maret 2024, Sektor Pertanian dan Peternakan di Lengayang Kian Terpuruk
Koperasi Bagi Hasil: Solusi Ekonomi Syari’ah untuk Kesejahteraan Masyarakat Nagari
Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar Masih Gamang Menentukan Wakil, Akankah “Jomblo” Hingga Akhir?
Jangan Sampai Negeri Sejuta Pesona Menjadi Sejuta Narkoba
Pilkada Pessel 2024 Diprediksi Menjadi Pertarungan Sengit Antara Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar
Peluang Ali Tanjung di Pilkada Pessel 2024, Bisakah Visi Pesisir Selatan Damai dan Sejahtera Menggaet Hati Masyarakat?
Tantangan Pendatang Baru dalam Pilkada Pessel 2024: Memahami, Mengatasi, dan Mewujudkan Peluang

Berita Terkait

Jumat, 2 Agustus 2024 - 12:01 WIB

Dewa Yunani Mulai Menyerang Ranah Minang

Rabu, 31 Juli 2024 - 19:07 WIB

Pasca Banjir Besar Maret 2024, Sektor Pertanian dan Peternakan di Lengayang Kian Terpuruk

Rabu, 31 Juli 2024 - 17:33 WIB

Koperasi Bagi Hasil: Solusi Ekonomi Syari’ah untuk Kesejahteraan Masyarakat Nagari

Jumat, 12 Juli 2024 - 10:49 WIB

Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar Masih Gamang Menentukan Wakil, Akankah “Jomblo” Hingga Akhir?

Minggu, 7 Juli 2024 - 21:23 WIB

Jangan Sampai Negeri Sejuta Pesona Menjadi Sejuta Narkoba

Berita Terbaru