Ampiang Parak Dikenang Tua Kerapatan

Rabu, 1 Desember 2021 - 11:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sepuluh Kota Banda 10 itu direkam oleh Rusli Amran adalah 10 nagari, yakni (1) Batangkapas, (2) Taluk. (3) Teratak, (4) Surantih, (5) Ampiang Parak, (6) Kambang. (7) Lakitan, (8) Palangai, (9) Sungai Tunu, dan (10) Punggasan.

Banda 10 adalah kapak radai (mekaran keturunan ibu di rantau) dari sapiah balahan (keturunan ibu di rantau) Pagaruyung yakni “Alam Surambi Sungai Pagu”. Banda 10 pernah jadi tungkatan Kesultanan Indrapura.

Banda 10 diapit dua nagari rajo yakni kalang ulu nagari rajo Bungo Pasang dan tumpuan nagari rajo Air Haji.

Sepuluh nagari Banda 10 itu dipimpin oleh 10 rajo. Di Ampiang Parak ini, rajonya dituakan, disebut tuo kerapatan Banda 10. Dalam peradilan adat pada perspektif pelaksanaan hukum adat Minangkabau, kalau tidak selesai sengketa adat di 10 nagari Banda 10, maka beracara peradilan adat di tuo kerapatan Ampiang Parak ini.

Beracara di peradilan adat pada nagari-nagari di Banda 10 itu mengikuti sistem campuran kelarasan koto piliang dan bodi caniago, “bajanjang naik batanggo turun”. Dekat dengan sistem demokrasi deliberatif.

Baca Juga :  Dinamisme dan Progresivitas, Filosofi di Balik Logo bandasapuluah.com

Ada lima tangga, limbago adat, yang menjadi based peradilan adat itu. Yakni (1) limbago rumah tanggo, (2) limbago paruik, (3) limbago kaum/ jurai, (4) limbago suku dan (5) limbago nagari di Banda 10.

Kalau tidak selesai perkaranya di nagari masing-masing 10 nagari itu, maka naik banding ke tuo kerapatan Banda 10 di Ampiang Parak.

Kalau tidak selesai di Ampiang Parak naik banding ke pucuk rantau yakni kerajaan alam surambi Sungai Pagu. Tak selesai di Sungai Pagu, naik Banding ke Basa Ampek Balai di Kesultan Minangkabau Darulqarar di Pagaruyung.

Baca Juga :  Basurah Asal Usul Kaum Kampai ASSP – Bandasapuluah

Dari struktur lembaga peradilan adat Minangkabau di Banda 10 itu, kita terkenang Ampiang Parak tuo kerapatan.

Di sini tak ada keruh tak akan jernih, tak kusut tak akan selesai. Amping Parak simbol semangat optimisme orang Minang di Banda 10, semua seketa pasti selesai perdamaian adatnya.

Follow WhatsApp Channel m.bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau
Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024
Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan
Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing
Mengenal Posisi dan Ragam Sumando di Minangkabau
Profil Abdul Karim Rasyid: Pejuang, Jenderal, dan Dubes Pertama RI di Kamboja dari Pesisir Selatan
Mengenal Zairoel Zen: Putra Pesisir Selatan yang Menjadi “Orang Dekat” Jenderal AH Nasution
Balai Pagaduan: Pergulatan Hidup Masyarakat Menjelang Lebaran

Berita Terkait

Jumat, 29 Agustus 2025 - 08:59 WIB

Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau

Senin, 26 Mei 2025 - 11:50 WIB

Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024

Minggu, 27 April 2025 - 10:02 WIB

Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan

Senin, 14 April 2025 - 16:43 WIB

Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing

Kamis, 10 April 2025 - 14:06 WIB

Mengenal Posisi dan Ragam Sumando di Minangkabau

Berita Terbaru

Hentikan Atraksi, Prioritaskan Korban Banjir

Nasional

Hentikan Atraksi, Prioritaskan Korban Banjir

Sabtu, 6 Des 2025 - 13:13 WIB