Bandasapuluah.com – Berdiri sejak tahun 2018, sekolah yang sebelumnya menumpang di Masjid Darul Ihsan Air Terjun Lansano ini, sudah memiliki gedung sendiri. Setahun setelah “menumpang” tepatnya tahun 2019, MI ini resmi menempati tanah hibah dari anggota masyarakat. Lokasinya berada di tempat yang lapang dan luas dan agak jauh dari keramaian, tepatnya sekitar area persawahan/perkebunan warga.
Awal pembangunan gedung baru ini terdiri dari 3 kelas, termasuk ruang guru dengan sekat seadanya dari triplek dan jendela kawat. Pada perkembangannya sekarang MI Insan Cendikia sudah memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, dan satu riang kelas yang dialih fungsikan jadi mushollah.
Jumlah murid di MI ini sekitar 126 murid yang kelas tertinggi baru kelas 4. Untuk kelas 4 dan 3 terdiri dari 1 kelas dengan masing-masing sekitar 23-25 murid. Sementara untuk kelas 1 dan 2 masing-masing dua kelas yang terdiri dari sekitar 20 murid perkelasnya.
Ada pun tenaga pengajar di sekolah ini ada 15 orang guru dengan 6 guru kelas dan guru mata pelajaran khusus. Selain itu juga terdapat dua kamar mandi dan WC serta fasilitas untuk wudhu sekitar 10 kran. Kepala sekolah MI Insan Cendikia adalah Alfed Martini S.pdi.
Izin pendirian sekolah ini disahkan pada tahun oleh 2019 dari kemenang dari Yayasan Insan Cendikia.
Mulhendri salah satu pendiri dan pengajar di sekolah ini menceritakan, niat awal untuk mendirikan MI ini sesuai moto dari sekolah yakni membangun generasi qur’ani. Sejak awal mereka fokus pada hafalan dan bacaan qur’an dengan garapan lahirnya tahfidz qur’an, praktek ibadah dan alamiliah sehari-hari serta one day one word khusus bahasa Arab dan Inggris.
Tahfidz adalah satu program utama di sekolah ini dan betul-betul difokuskan agar anak mampu menghapal qur’an dengan sebaik-baiknya. Sejauh ini untuk kelas 4, kelas tertinggi di sekolah ini, sudah sampai di hafalan dua juz. Hal ini terus dimaksimalkan agar setiap anak kelak mampu menghapal qur’an dengan kualitas dan kuantitas terbaik.
Ada pun untuk One day one word juga diperlakukan dengan sebaik-baiknya di mana guru dan murid diminta mempraktekkan kata/bahasa yang sudah mereka kuasai tersebut sehingga ia bisa menjadi percakapan sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan sebagai gerbang untuk memfasihkan bacaan, hapalan dan penguasaan bahasa para siswa.
Sekolah ini berdiri di atas persawahan dan raya yang mengalami banjir dan genangan air di musim hujan. Virgo Vactrori salah satu pendiri yayasan dan pengajar merasa sangat prihatin dan sedih jika anak-anak mesti libur ketika air menggenang dan menenggelamkan halaman sekolah dan tak jarang merembas ke dalam kelas.
Halaman : 1 2 Selanjutnya