Sebagai ajudan, pangkat Zairoel kala itu adalah Kapten. Salah satu momen penting dalam hidupnya terjadi ketika Pasukan Siliwangi hijrah ke Yogyakarta pada 11 Februari 1948.
Dalam perjalanan menuju Solo, Zairoel bertemu dengan gadis Sunda bernama Rusiah Djajaatmadja yang kemudian menjadi istrinya. Pertemuan itu bermula saat Rusiah menyetop mobil tentara yang melintas.
Zairul yang berada di atas mobil tersebut langsung kepincut dengannya. Tak lama berselang dari pertemuan itu, Zairul pun memantapkan hatinya untuk menikahi Rusia. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai empat anak, dua putra dan dua putri.

Selain pernah menjadi ajudan Nasution, Zairoel juga terlibat dalam berbagai operasi penting lainnya.
Pada tahun 1960-an, ia ditugaskan sebagai Asisten Atase Militer RI di Moskow. Di tengah tugasnya di Rusia, Zairoel turut serta dalam “Misi Nasution” ke Jerman Barat bersama Mayor Jenderal Soeharto dan Kolonel D.I. Pandjaitan. Misi ini bertujuan membeli senjata untuk mendukung Operasi Trikora, upaya Indonesia merebut kembali Irian Barat dari Belanda.
Selain itu, Zairoel mendapat tugas tambahan dari Nasution untuk mempelajari konsep pasukan cadangan Uni Soviet. Hasil dari pembelajaran ini kemudian diterapkan dalam pembentukan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Indonesia.
Klik selanjutnya untuk melanjutkan membaca…
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya