Salah satu jabatan terakhirnya adalah sebagai Kepala Staf Kodam (Kasdam) II/Bukit Barisan, sebelum kemudian berganti nama menjadi Kodam I/Bukit Barisan.
Meski tidak tercatat secara pasti kapan ia menjabat, namun diketahui Sjahminan Djelpa mengisi posisi tersebut sebelum Brigjen Sarwo Edhie Wibowo menjadi Pangdam pada tahun 1967.
Setelah bertahun-tahun mengabdi dalam dunia militer, Syahminan Jelpa kembali ke kampung halamannya di Kambang.
Di sana, masyarakat mempercayainya sebagai Wali Nagari pada era 1980-an. Bukan pangkatnya yang membuat ia dihormati, tetapi wibawa, ketulusan, dan sikap rendah hatinya.
Syahminan Jelpa adalah sosok pemimpin yang tidak silau akan kebesaran pangkat maupun jabatan. Sikapnya yang bersahaja dan penuh kejujuran membuatnya begitu disegani oleh masyarakat.
Bahkan, ada cerita unik dari Martius, seorang perantau Kambang di Kalimantan, bahwa setiap kali Syahminan mampir ke kedai, para pemain judi seketika menghentikan aktivitasnya.
Hal ini bukan karena takut, tetapi lebih karena rasa hormat yang begitu dalam kepada sosok pemimpin yang berintegritas ini.
Klik selanjutnya untuk melanjutkan membaca…
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya