Gejolak PRRI di Surantih: Kayu Aro Jadi Lautan Api

Kamis, 12 Desember 2024 - 18:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Kayu Aro Lautan Api. Foto: Pixabay

i

Ilustrasi Kayu Aro Lautan Api. Foto: Pixabay

Tentara APRI yang kelaparan mengajak M. Yunus T makan bersama, namun ia menolak karena membawa bekal sendiri.

“Saya taj tahu, apa dibayar atau tidak oleh APRI itu,” tuturnya.

Peristiwa Kayu Aro juga diceritakan dalam buku Alam Sati Nagari Surantih: Sejarah Asal Usul, Adat Istiadat, dan Monografi Nagari Surantih karya Almasri Syamsi.

Buku tersebut menyebutkan bahwa APRI membakar rumah-rumah di Kayu Aro, dan hanya menyisakan masjid.

Selain di Kayu Aro, pembakaran juga terjadi di Kampung Langgai pada malam hari sebelum APRI menuju Batu Bala.

Peristiwa ini bermula ketika pasukan APRI tidak menemukan penduduk maupun pasukan PRRI di kampung tersebut, karena penduduk telah diperintahkan oleh pasukan PRRI untuk mengungsi ke daerah hilir Surantih.

Baca Juga :  Kayu Aro Surantih, Indah namun Masih Tertinggal

Kekesalan pasukan APRI dilampiaskan dengan membakar beberapa rumah penduduk di Langgai.

Pada keesokan harinya, pasukan APRI melanjutkan perjalanan ke Kampung Batu Bala. Sama seperti di Langgai, APRI kembali menemukan kampung yang telah kosong.

Pasukan hanya menemukan balai pertemuan yang sebelumnya digunakan oleh PRRI, yang kemudian dibakar oleh APRI.

Setelah itu, mereka menuju Kayu Aro, di mana pembakaran besar-besaran terjadi. Di Kayu Aro, semua rumah dibakar hingga habis, kecuali masjid yang tetap berdiri utuh.

Baca Juga :  Kayu Aro Surantih, Indah namun Masih Tertinggal

Pasca peristiwa itu, APRI mendirikan pos penjagaan di Kampung Ampalu.

Pos ini berfungsi untuk memeriksa masyarakat yang lewat, baik dari daerah hilir maupun mudik Surantih.

Makanan yang dibawa masyarakat dibatasi untuk mencegah bantuan logistik sampai ke pasukan PRRI.

Follow WhatsApp Channel m.bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ke Rumah Pewaris dan Makam Pewaris Sultan Tarusan.
Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau
Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024
Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan
Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing
Mengenal Posisi dan Ragam Sumando di Minangkabau
Profil Abdul Karim Rasyid: Pejuang, Jenderal, dan Dubes Pertama RI di Kamboja dari Pesisir Selatan
Mengenal Zairoel Zen: Putra Pesisir Selatan yang Menjadi “Orang Dekat” Jenderal AH Nasution

Berita Terkait

Selasa, 7 Oktober 2025 - 07:25 WIB

Ke Rumah Pewaris dan Makam Pewaris Sultan Tarusan.

Jumat, 29 Agustus 2025 - 08:59 WIB

Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau

Senin, 26 Mei 2025 - 11:50 WIB

Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024

Minggu, 27 April 2025 - 10:02 WIB

Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan

Senin, 14 April 2025 - 16:43 WIB

Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing

Berita Terbaru