Kapankah Pertama Kalinya Pasar Surantih Berdiri? Ini Sejarahnya

Senin, 1 Juli 2024 - 10:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDASAPULUAH.COM – Nagari Surantih di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menyimpan sejarah panjang dan menarik tentang perkembangan pasarnya.

Menurut catatan Almasri Syamsi dalam bukunya “Alam Sati Nagari Surantih”, Pasar Surantih pertama kali berdiri pada awal abad ke-18 dengan nama Pasar Lamo.

Pasar ini terletak di Padang Api-api, sebuah lahan datar di muara Batang Surantih, tepat di bibir pantai barat Nagari Surantih.

Pasar Lamo menjadi pusat kegiatan perdagangan masyarakat setempat dan dikenal sebagai pasar pertama di Nagari Surantih.

Baca Juga :  3 Tahun Pembangunan Pasar Surantih Tak Dilanjutkan, Mantan Kepala BPKD: Bukan Masalah Lahan, Tapi Karena Tak Ada Niat Membangun

Perkembangan pasar ini bermula dari hubungan dagang dengan penjajah, di mana tempat-tempat untuk memuat barang hasil bumi masyarakat mulai bermunculan.

Aktivitas bongkar muat barang berlangsung setiap hari Sabtu, dengan kedatangan kapal-kapal yang membawa berbagai barang dagangan.

Pada hari Minggu, barulah aktivitas perdagangan antar pedagang dan masyarakat terjadi. Menarik banyak pedagang dan pembeli dari berbagai daerah.

Perkembangan alami ini semakin pesat ketika pemerintahan kolonial Belanda membangun fasilitas seperti los di pasar tersebut.

Baca Juga :  Soal Hibah Lahan Pasar Surantih, KAN: Dulu Bisa Dibangun, Kenapa Sekarang Tidak?

Hal ini membuat masyarakat dan pedagang dari luar daerah semakin ramai berdatangan untuk berdagang di Pasar Lamo.

Masyarakat Ganting Mudik, daerah hulu Surantih, membawa hasil bumi mereka ke pasar menggunakan rakit bambu. Sementara pedagang dari luar daerah menggunakan angkutan padati atau padati lega, serta ogak.

Padati Lega merupakan sebuah alat transportasi tradisional yang berupa gerobak kayu berbentuk rumah-rumah yang ditarik dengan mengunakan tenaga kerbau besar.

Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Perburuan Zaini Zen Gagal, Lumpo Dibombardir Belanda
Kala Surantih, Amping Parak dan Kambang Melawan Belanda Tahun 1745
Sultan Indra Azhir Osman Seuntai Salam Sinopsis Kesultanan Indrapura
Selayang Pandang Cimpu
Pertalian Darah Pesisir Selatan dengan Kesultanan Brunei Darussalam
Gejolak PRRI di Surantih: Kayu Aro Jadi Lautan Api
Ternyata Segini Partisipasi Pemilih Pessel dalam 12 Kali Pemilu
Partisipasi Pemilih Pessel di Pemilu 2024 Merosot, Terendah Ketiga dalam Sejarah

Berita Terkait

Minggu, 23 Maret 2025 - 22:12 WIB

Perburuan Zaini Zen Gagal, Lumpo Dibombardir Belanda

Jumat, 21 Maret 2025 - 15:17 WIB

Kala Surantih, Amping Parak dan Kambang Melawan Belanda Tahun 1745

Rabu, 12 Februari 2025 - 16:38 WIB

Sultan Indra Azhir Osman Seuntai Salam Sinopsis Kesultanan Indrapura

Kamis, 30 Januari 2025 - 22:50 WIB

Selayang Pandang Cimpu

Sabtu, 14 Desember 2024 - 00:03 WIB

Pertalian Darah Pesisir Selatan dengan Kesultanan Brunei Darussalam

Berita Terbaru

error: Content is protected !!