Pada zaman perang, rumah-rumah itu dijadikan tempat persembunyian dan berkumpulnya para pejuang. Begitu juga masa pada Pergolakan akhir tahun 1950-an.
Setelah mendirikan rumah gadang untuk keluarganya, Haji Daim mendirikan Mushalla yang terbuat dari bahan kayu. Musahalla ini didirikan tepat di depan rumah tinggalnya.
Sampai sekarang Mushalla itu masih tegak berdiri tetapi tidak orisinil lagi karena sudah dibuat permanen.
Di sebelah mushalla itulah jenazah Haji Garang dimakamkan.