Kala itu, Partai Golkar menguasai kursi parlemen dengan 13 dari 40 kursi yang tersedia.
Namun, jagoan Golkar tersebut harus tumbang. Nasrul Abit-Syafrizal yang berhasil memenangkan kontestasi.
Meskipun secara kekuatan di parlemen partai pendukung Nasrul Abit-Syafrizal tidak sekuat Golkar. Paslon ini hanya didukung oleh PAN yang memiliki 6 kursi di DPRD Pessel.
Berlanjut di Pilkada 2010. Kali ini, Golkar masih sendirian mengusung paslon.
Golkar mengusung Syafrizal-Saidal Masfiyudin untuk maju pada Pilkada tersebut. Akan tetapi, paslon ini kalah oleh Nasrul Abit-Editiawarman yang di usung Demokrat, PAN, PKS dan Gerindra.
Selanjutnya pada Pilkada 2015, Golkar untuk pertama kalinya berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung paslon. Bersama PKS, Golkar mengusung Alirman Sori dan Raswin dalam Pilkada Pessel.
Namun, kemenangan belum juga menghampiri partai berlambang beringin tersebut. Kali ini, Hendrajoni-Rusma Yul Anwar yang menjadi pemenang. Pasangan ini di usung oleh PAN, Gerindra, dan Nasdem.
Sedangkan pada Pilkada 2020, Golkar bersama partai koalisi mengusung Dedi Rahmanto – Arfianof Rajab. Akan tetapi, pasangan ini hanya meraih 4,5 persen suara. Padahal secara kekuatan, koalisi ini memiliki kursi parlemen terbanyak daripada calon lainnya.
Halaman : 1 2