Partai Golongan Karya (Golkar) adalah partai yang selalu memenangi pemilihan legislatif di Pesisir Selatan sebelum trend tersebut di patahkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN).
Sejak berdiri, partai ini telah mengikuti Pileg Pessel sebanyak 11 kali. Hasilnya, hanya sekali Partai Golkar kalah. Itupun di Pileg 2019 lalu.
Semasa orde baru, partai beringin ini begitu superior. Jauh mengalahkan pesaingnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Bahkan, enam kali pileg di helat semasa Orba, rivalnya PDI tak pernah mengutus satupun legislatornya duduk di DPRD Pessel.
Yang paling teringat adalah pemilu 1997. Kala itu, Golkar berhasil menyapu bersih kontestasi tersebut. Saat itu, dari 30 kursi yang tersedia, Golkar berhasil memborong semua kursi itu.
Masa reformasi, Golkar masih perkasa. Buktinya, 5 kali pemilihan anggota DPRD Pessel digelar, Golkar empat kali memimpin. Trend penurunan baru terjadi di Pileg 2019.
Keperkasaan Golkar di Pileg tak dibarengi dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Pesisir Selatan. Di Pilkada Pessel, Golkar seolah tak berdaya. Apalagi di Pilkada 2020.
Pasangan yang di usung Golkar bersama partai koalisinya hanya meraih 4,5 persen suara. Padahal secara kekuatan, koalisi ini memiliki kursi parlemen terbanyak daripada calon lainnya.
Pilkada 2005 hingga 2020
Berkaca kebelakang, pada Pilkada 2005, Partai Golkar mengusung pasangan Saidal Masfiyudin dan Faisal Syarif sebagai bupati dan wakil bupati Pesisir Selatan. Saat itu, pasangan ini mesti bertarung dengan empat paslon lainnya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya