Di tengah kebingungan dan kekecewaan, seorang warga bernama Budi mulai melakukan penyelidikan. Budi adalah seorang pria muda yang dikenal cerdas dan kritis. Ia melihat kejanggalan dalam laporan keuangan desa dan memutuskan untuk mencari kebenaran.
“Ini tidak masuk akal,” gumam Budi kepada dirinya sendiri saat melihat laporan keuangan. “Dana desa yang seharusnya digunakan untuk pembangunan justru berkurang secara signifikan.”
Dengan tekad yang kuat, Budi mulai mengumpulkan bukti-bukti tentang penyalahgunaan dana desa oleh Pak Anwar. Ia berbicara dengan warga lainnya, mengumpulkan cerita dan kesaksian tentang kebijakan-kebijakan Pak Anwar yang merugikan desa.
Menjelang tiga tahun kepemimpinan Pak Anwar, kekayaannya meningkat hampir 100 persen. Ia membangun villa di bukit duriannya, lengkap dengan kolam renang dan taman yang indah.
Sementara itu, kondisi desa semakin memprihatinkan. Jalan-jalan berlubang, pasar desa sepi, dan banyak warga yang kehilangan pekerjaan.
Budi, dengan bukti-bukti yang telah dikumpulkannya, memutuskan untuk mengungkapkan kebenaran kepada warga. Dalam sebuah rapat desa yang dihadiri oleh seluruh warga, Budi berdiri di depan mereka dan mulai berbicara.
“Saudara-saudara sekalian,” kata Budi dengan suara yang bergetar. “Kita semua tahu bahwa kondisi desa kita semakin terpuruk. Sementara itu, kekayaan Pak Anwar terus meningkat. Saya memiliki bukti bahwa dana desa telah disalahgunakan untuk kepentingan pribadi Pak Anwar.”
Suasana rapat menjadi tegang. Warga saling berbisik, mata mereka tertuju pada Budi yang berdiri dengan tegas. Pak Anwar, yang duduk di kursi depan, terlihat gelisah.
“Bukti apa yang kamu miliki, Budi?” tanya seorang warga.
Budi mengeluarkan dokumen-dokumen dan foto-foto yang menunjukkan jalan menuju villa Pak Anwar, laporan keuangan yang tidak sesuai, dan testimoni warga tentang kondisi ekonomi desa yang semakin memburuk.
Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya