Setahun berlalu, dan kekayaan Pak Anwar meningkat hampir 50 persen. Rumahnya yang dulu sederhana kini berdiri megah di atas bukit, dilengkapi dengan berbagai fasilitas mewah.
Sementara itu, ekonomi desa semakin terpuruk. Usaha-usaha kecil mulai gulung tikar, dan tingkat pengangguran meningkat. Desa yang dulu penuh harapan kini berada di peringkat kedua terbawah dalam ekonomi kecamatan.
Pak Anwar terus tampil seolah-olah merakyat. Ia sering mengunjungi warga, berbincang dengan mereka, dan memberikan janji-janji manis.
“Kita sedang berusaha keras untuk menarik investor ke desa kita,” katanya. “Ekonomi kita akan bangkit kembali, bersabarlah sedikit lagi.”
Namun, kesabaran warga mulai menipis. Desas-desus tentang korupsi dan penyalahgunaan dana desa semakin merebak. Warga yang dulunya percaya pada janji-janji Pak Anwar kini mulai meragukan integritasnya.
Mereka melihat kenyataan bahwa kekayaan Pak Anwar terus meningkat, sementara mereka semakin terpuruk dalam kemiskinan.
Selain itu, janji Pak Anwar untuk membangun SDM desa juga tidak terpenuhi. Alih-alih meningkat, kualitas SDM di Desa Pasia Santan justru menurun.
Pendidikan dan pelatihan yang dijanjikan tidak pernah dilaksanakan. Pak Anwar berdalih dengan menunjukkan data peningkatan SDM, namun warga menyadari bahwa desa mereka semakin tertinggal dalam pembangunan SDM dibandingkan desa-desa lain di kecamatan.
“Data ini menunjukkan peningkatan,” kata Pak Anwar dalam sebuah rapat desa, sambil memamerkan grafik dan angka. “Kita sedang menuju ke arah yang lebih baik.”
Namun, warga semakin meragukan kata-katanya. Mereka melihat bahwa meski data menunjukkan peningkatan, kenyataannya tidak secepat desa-desa lain dalam membangun SDM. Keterampilan dan pendidikan warga desa masih jauh tertinggal.
Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya