BANDASAPULUAH.COM – Di kaki bukit yang hijau subur, terletak sebuah desa bernama Pasia Santan. Desa ini dulunya tenang dan damai, penuh dengan harapan dan mimpi yang sederhana.
Setiap pagi, matahari terbit membawa janji kehangatan yang abadi, dan angin yang berhembus membawa harapan baru bagi penduduknya. Namun, segalanya berubah ketika Pak Anwar, dengan ambisi yang membara, mengambil alih kepemimpinan desa.
Pak Anwar adalah seorang pria paruh baya yang dikenal dengan lidah sefasih ular. Di awal kepemimpinannya, ia berjanji akan membawa perubahan besar bagi Desa Pasia Santan.
“Transparansi, pembangunan nyata, sekolah serta berobat gratis dan kesejahteraan untuk semua!” serunya dalam sebuah rapat desa yang dihadiri oleh hampir seluruh warga. Suaranya menggema di balai desa, membawa serta harapan bagi mereka yang mendengarnya.
Tak hanya itu, Pak Anwar juga berjanji untuk membangun sumber daya manusia (SDM) di desa tersebut menjadi prioritas utamanya.
“Kita akan meningkatkan pendidikan dan keterampilan warga,” ujarnya. “Dengan SDM yang kuat, desa kita akan maju dan sejahtera.”
Dalam tahun pertama, perubahan memang terasa. Pertemuan desa diwarnai dengan senyum dan tawa, penuh dengan janji-janji manis dan rencana-rencana ambisius.
Namun, seiring berjalannya waktu, kebenaran mulai terkuak. Proyek-proyek yang dijanjikan Pak Anwar hanya menjadi angan-angan yang tak pernah terwujud. Dana desa yang seharusnya digunakan untuk pembangunan malah mengalir ke kantong pribadi Pak Anwar.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan desa, Pak Anwar membangun jalan mulus menuju ladang duriannya yang terletak di atas bukit. Jalan itu lebar dan beraspal halus, berbeda jauh dengan jalan desa yang semakin hari semakin rusak.
Warga mulai bertanya-tanya, “Mengapa jalan ke ladang durian Pak Kades begitu mulus, sementara jalan desa kita berlubang-lubang?”
Pak Anwar, dengan senyum manisnya, selalu berhasil mengalihkan perhatian warga. “Pembangunan butuh waktu,” ujarnya setiap kali ditanya tentang kondisi jalan desa. “Kita sedang dalam masa transisi, bersabarlah sedikit lagi.”
Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya