Pangandaran – Para kiai, ulama hingga tokoh di Kabupaten Pangandaran mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 3, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie (ASIH) Pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2024.
Deklarasi dukungan tersebut berlangsung di Pondok Pesantren (Ponpes) Manbaul Huda, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Kamis (21/11/2024).
Pimpinan Pondok Pesantren Manbaul Huda, KH. Ahmad Suhendi menilai bahwa Ahmad Syaikhu merupakan sosok calon pemimpin yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Jabar.
“Pak Ahmad Syaikhu bukanlah sembarang calon gubernur, tetapi seorang KH. yang lebih dari kita semua. Jika kita mendengar bacaan Qur’annya, Pak KH. Ahmad Syaikhu luar biasa. Bacaan tahsinnya fasih dan enak didengar. Kita tentu bangga jika memiliki gubernur yang tahfiz Qur’an,” kata Ahmad.
Selain itu, Ahmad Syaikhu juga dinilai sebagai sosok calon pemimpin yang selalu berjuang untuk dunia pesantren.
“Semua itu dilakukan untuk memberikan perlindungan dan menjadi mitra, sehingga agama dapat didukung oleh penguasa. Dengan begitu, agama akan semakin kuat,” ungkapnya.
“Itulah harapan kita semua, bukan hanya untuk urusan duniawi, karena dunia ini hanya sementara. Kita membutuhkan sosok pemimpin yang memikirkan nasib dunia dan akhirat,” lanjutnya.
Oleh karena itu, lanjut Ahmad, para kiai, ulama hingga tokoh di Kabupaten Pangandaran siap untuk memenangkan pasangan ASIH pada Pilgub Jabar 2024.
“Kami dari Pesantren Manbaul Huda, beserta para kiai, rela berkorban. Sebenarnya, kita semua membutuhkan pemimpin yang mampu membawa kemaslahatan dunia dan akhirat,” imbuhnya.
“Insya Allah, niat ini menjadi amal ibadah. Bahkan, hanya dengan memiliki tujuan untuk melaksanakan kebaikan, itu sudah dicatat sebagai satu kebaikan. Insya Allah, Pak Ahmad Syaikhu berniat menjadi pemimpin, dan kita juga membutuhkan pemimpin yang peduli kepada masyarakatnya,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda, KH. Asep Maoshul Affandi mengatakan bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) ini merupakan langkah ikhtiar untuk mencari sosok pemimpin yang akan berjuang untuk masyarakatnya.
“Pilkada ini adalah langkah jihad, bukan main-main. Sekarang ada kesempatan ada Pak Syaikhu, satu-satunya pemimpin pang eling-elingna,” ucap Asep.
Sementar itu, Cagub Jabar, Ahmad Syaikhu mengatakan bahwa pasangan ASIH memiliki visi membangun Jabar ke depan dengan prinsip masyarakat Sunda yaitu silih asah, silih asih, silih asuh.
“Kita jadikan ini sebagai kekuatan kita untuk membangun Jawa Barat, bukan kekuatan personil Ahmad Syaikhu bukan kekuatan personil Ilham Habibie tetapi kita akan melibatkan kekuatan bersama dalam kehidupan masyarakat di Jawa Barat ini,” ucap Syaikhu.
“Sehingga jadilah itu kemudian visinya membangun Jawa Barat maju dengan prinsip silih asah, silih asih, silih asuh menuju Indonesia maju berkelanjutan,” tambahnya.
Syaikhu mengatakan, pasangan ASIH juga berkomitmen untuk melanjutkan program-program unggulan dari gubernur terdahulu seperti Ahmad Heryawan dan Ridwan Kamil.
“Kalau Allah takdirkan saya dan Kang Ilham Habibie terpilih, saya akan melanjutkan program-program Kang Ahmad Heryawan yang saat menjadi gubernur perhatian terhadap dunia pesantren itu sangat tinggi di antaranya adalah pembuatan kobong,” ungkapnya.
“Tentu saja apa yang dilakukan Kang Emil juga akan kita lanjutkan. Ada program Kang Emil yang menurut saya bagus adalah program Sadesha (satu desa satu hafidz), ini akan kita lanjutkan program Sadesha ini,” sambungnya.
Bukan hanya Sadesha, kata Syaikhu, pasangan ASIH juga akan menyiapkan program satu desa satu industri.
“Karena bukan hanya yang hafidz Qurannya yang perlu ada di sana tapi masyarakat, anak-anak muda di desanya itu harus berdaya. Itu yang kita inginkan,” tandasnya.
Sementara itu, Ahman Nurdin, anggota Dewan Pakar DPP PKS bidang Komunikasi dan Kebijakan Publik, menilai deklarasi dukungan para kiai, ulama, dan tokoh masyarakat Pangandaran terhadap pasangan Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie (ASIH) menunjukkan kuatnya resonansi nilai keislaman dan kebudayaan lokal yang diusung pasangan ini.
“Dukungan dari para kiai dan ulama di Pangandaran, khususnya dari pesantren, adalah bukti nyata bahwa pasangan ASIH memiliki visi yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat Jawa Barat, yaitu menghadirkan kepemimpinan yang religius, inklusif, dan berbasis kearifan lokal. Ini menjadi modal sosial yang sangat penting,” ujar Ahman.
Menurut Ahman, komitmen pasangan ASIH untuk melanjutkan program-program unggulan seperti Sadesha (Satu Desa Satu Hafidz) dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi berbasis desa melalui program satu desa satu industri memperlihatkan fokus mereka pada pembangunan berkelanjutan yang menyentuh akar masyarakat.
“Pak Ahmad Syaikhu adalah sosok pemimpin yang tidak hanya memahami nilai-nilai religius tetapi juga mampu menerjemahkannya dalam bentuk kebijakan konkret yang menyasar dunia pesantren, pemberdayaan ekonomi, dan pendidikan masyarakat Jawa Barat. Hal ini menjadi daya tarik utama yang membuat para ulama mendukung beliau,” tambah Ahman.
Ia juga menegaskan bahwa prinsip silih asah, silih asih, silih asuh yang diusung pasangan ASIH mencerminkan filosofi kepemimpinan berbasis kolaborasi dan harmoni.
“Ini bukan hanya jargon, tetapi nilai yang relevan untuk membangun Jawa Barat sebagai provinsi yang maju secara ekonomi, bermartabat secara budaya, dan kokoh secara spiritual,” tutup Ahman.