JAKARTA – Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Suswono, mengisi agenda kampanyenya dengan kegiatan blusukan di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2024). Suswono menerima curahan hati warga, terutama ibu-ibu rumah tangga yang tengah berusaha mengembangkan bisnis rumahan atau UMKM.
Jupe, seorang pelaku usaha katering, mengungkapkan kesulitannya dalam mengakses modal untuk memperluas usahanya.
“Banyak dari kami yang ingin mengembangkan usaha, Pak, tapi sulit sekali mendapatkan modal,” kata Jupe.
Menanggapi keluhan tersebut, Suswono menjelaskan bahwa pasangan Ridwan Kamil – Suswono (RIDO) telah menyiapkan program KETUPAT (Kredit Mudah Akses Cepat). Program ini memungkinkan pelaku UMKM seperti Jupe untuk mendapatkan pinjaman mikro tanpa agunan dan tanpa bunga, serta tersedia di lokasi-lokasi terdekat seperti rumah ibadah.
“Kami ingin ibu-ibu bisa mendapatkan modal tanpa proses yang rumit,” ujar Suswono. “Selain modal, kami juga menyediakan pelatihan digital marketing agar usaha mereka bisa berkembang,” ujarnya.
Bagi Suswono, pemberdayaan UMKM tak hanya sebatas bantuan finansial, tapi juga peningkatan keterampilan. Pelatihan ini diharapkan mampu memperluas jangkauan pasar bagi pelaku usaha mikro dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.
“Kami harap program ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga kami,” kata Jupe.
Program KETUPAT adalah salah satu bentuk komitmen RIDO dalam memberdayakan masyarakat kecil, khususnya ibu-ibu pelaku usaha mikro di Jakarta.
Dengan akses modal dan pelatihan, pasangan RIDO bertekad menciptakan Jakarta yang inklusif dan memberdayakan semua lapisan masyarakat.
Sementara itu, Ahman Nurdin, Anggota Dewan Pakar DPP PKS bidang Komunikasi dan Kebijakan Publik, mengapresiasi langkah Suswono dalam memperkenalkan program KETUPAT sebagai solusi bagi pelaku UMKM.
Menurutnya, program ini mencerminkan keberpihakan pasangan Ridwan Kamil-Suswono terhadap kebutuhan masyarakat kecil, khususnya ibu-ibu rumah tangga yang menjadi tulang punggung perekonomian keluarga.
“Program KETUPAT ini tidak hanya inovatif, tetapi juga strategis karena memberikan solusi langsung kepada para pelaku UMKM tanpa membebani mereka dengan syarat-syarat berat seperti agunan atau bunga pinjaman. Selain itu, kolaborasi dengan rumah ibadah sebagai pusat akses modal adalah langkah yang sangat bijak untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat,” ujar Ahman.
Ia juga menilai bahwa pelatihan digital marketing yang ditawarkan adalah wujud nyata dari upaya memberdayakan UMKM agar bisa bersaing di era digital.
“Program ini tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga membangun kapasitas pelaku usaha untuk bertahan dan berkembang di tengah tantangan ekonomi yang semakin dinamis. Ini adalah bentuk konkret dari visi pemberdayaan masyarakat kecil yang inklusif,” tambahnya.
Ahman menegaskan bahwa program seperti KETUPAT adalah kunci untuk menciptakan Jakarta yang lebih inklusif dan berkeadilan, di mana semua lapisan masyarakat memiliki peluang yang sama untuk maju dan berkembang.