Menghilangkan Sejarah Padang dalam Pergantian Gedung Bagindo Aziz Chan jadi Youth Center

Rabu, 9 Februari 2022 - 01:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Render Gedung Youth Center pengganti gedung Bagindo Aziz Chan

Render Gedung Youth Center pengganti gedung Bagindo Aziz Chan

Hendri Septa seperti lupa sejarah kepahlawanan orang Padang. Lupa atau memang tidak pernah belajar sejarah Kota Padang.

Sehingga, dengan tanpa ada rasa bersalah, ia menganti gedung Bagindo Aziz Chan dengan gedung Padang Youth Center. Sebuah proyek bernilai puluhan miliar.

Walikota Padang yang berstatus lulusan luar negeri itu pada Senin (8/2) itu meresmikan rencana pembangunan Padang Youth Center. Tak tanggung-tanggung gedung bernamakan Pahlawan Nasional Bagindo Aziz Chan yang punya sejarah panjang itu akan digantikan dengan gedung tempat anak hedonisme bermain.

ADVERTISEMENT

space kosong

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari bocoran, bentuk gedung Youth Center ini menyerupai gedung Minangkabau abstrak, yang akan menghilangkan nilai-nilai sosial budaya yang ada di Kota Padang, Minangkabau. Yang sekarang pun tempat anak muda sudah meresahkan masyarakat karena dimana-mana berdiri Youth Center milik swasta.

Penulis perlu kembali mengingatkan kepada pihak yang mengambil kebijakan, terutama Hendri Septa selaku Walikota Padang bahwa gedung Bagindo Aziz Chan merupakan penghargaan kepada pahlawan asli Alang Laweh, Padang.

Bagindo Aziz Chan adalah pemimpin revolusioner asal Padang, Sumatra Barat yang memiliki sikap yang pemberani, konsisten dalam bertindak, dan tidak gentar menghadapi musuh. Setelah kemerdekaan, ia ditunjuk sebagai Walikota Padang.

Baca Juga : 

Pada 10 Oktober 1945, pasca kedatangan Sekutu di Padang, Bagindo menolak untuk tunduk terhadap kekuatan militer Belanda. Beliau terus memberikan perlawanan dengan menerbitkan surat kabar perjuangan yang bernama Republik Indonesia Jaya. Bahkan, Bagindo langsung memimpin perlawanan terhadap Belanda tersebut.

Begitu profil perjuangan singkatnya, saat wafat pada 19 Juli 1947. Menurut hasil visum di Rumah Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo, Ganting, ia meninggal karena terkena benda tumpul dan ada tiga bekas tembakan di wajahnya. Untuk menghormati jasa dan pengorbanannya perlu simbolisasi.

Maka dizaman pemerintahan Walikota Shahrul Ujud, satu warisan bangunan kolonial untuk kebutuhan publik warga kota, diberi nama gedung pertemuannya Bagindo Aziz Chan, sebagai suatu kehormatan terhadap putra Padang yang berjasa membela kemerdekaan, mengusir penjajah.

Sekarang gedung Bagindo Aziz Chan tersebut dirobah tanpa ada dasar kajian sejarah, kepentingan kecuali hanya mengandung nilai pencitraan Hendri Septa karena ingin dikenang Youth Center dibangun dizaman Hendri Septa jadi Walikota Padang.

Baca Juga :  Sering Dibuang, Anak Muda Padang Sulap Batok Kelapa jadi Barang Bernilai Tinggi

Namun mengalfakan keberadaan nilai-nilai tokoh perjuangan kemerdekaan, secara tidak langsung histori gedung itu adalah simbol kepahlawanan orang Padang, Bagindo Aziz Chan tersebut musnah. Nilai gedung peninggalan kolonial Belanda tidak adalagi ruhnya.

Walikota Padang, Hendri Septa lupa bahwa Youth Center tanpa dibangun oleh Pemkot Padang pun sudah tumbuh seperti cendawan dikala hujan, dimana-mana setiap sudut Kota Padang ada Youth Center seperti direncanakan itu, dimana tempat Youth Center tersebut dapat merusakan nilai budaya Kota Padang, Minangkabau.

Seharusnya Walikota Padang menurut penulis secepatnya menertipkan youth centre ini yang tumbuh berserakan di Kota Padang agar tidak dijadikan sarana perkembangan LGBT merusak generasi muda Padang. Serta menghentikan pembangunan Youth Center digedung Bagindo Aziz Chan tersebut agar tidak hilangnya sejarah Kota Padang

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dewa Yunani Mulai Menyerang Ranah Minang
Pasca Banjir Besar Maret 2024, Sektor Pertanian dan Peternakan di Lengayang Kian Terpuruk
Koperasi Bagi Hasil: Solusi Ekonomi Syari’ah untuk Kesejahteraan Masyarakat Nagari
Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar Masih Gamang Menentukan Wakil, Akankah “Jomblo” Hingga Akhir?
Jangan Sampai Negeri Sejuta Pesona Menjadi Sejuta Narkoba
Pilkada Pessel 2024 Diprediksi Menjadi Pertarungan Sengit Antara Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar
Peluang Ali Tanjung di Pilkada Pessel 2024, Bisakah Visi Pesisir Selatan Damai dan Sejahtera Menggaet Hati Masyarakat?
Tantangan Pendatang Baru dalam Pilkada Pessel 2024: Memahami, Mengatasi, dan Mewujudkan Peluang

Berita Terkait

Jumat, 2 Agustus 2024 - 12:01 WIB

Dewa Yunani Mulai Menyerang Ranah Minang

Rabu, 31 Juli 2024 - 19:07 WIB

Pasca Banjir Besar Maret 2024, Sektor Pertanian dan Peternakan di Lengayang Kian Terpuruk

Rabu, 31 Juli 2024 - 17:33 WIB

Koperasi Bagi Hasil: Solusi Ekonomi Syari’ah untuk Kesejahteraan Masyarakat Nagari

Jumat, 12 Juli 2024 - 10:49 WIB

Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar Masih Gamang Menentukan Wakil, Akankah “Jomblo” Hingga Akhir?

Minggu, 7 Juli 2024 - 21:23 WIB

Jangan Sampai Negeri Sejuta Pesona Menjadi Sejuta Narkoba

Berita Terbaru