Resonansi Pesta Tahun Baru Berdoa

Sabtu, 2 Januari 2021 - 20:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Yulizal Yunus

Menadah kelangit dan menembak langit, dua tradisi yang berbeda dalam menyambut tahun baru. Sebuah resonansi tradisi lama, memberi pilihan berbeda pesta tahun 2021 ini. Perbedaan itu yang pasti dilatari kemurnian akidah iman warga masyarakat di samping ada keinginan tampil beda mereka.

Tampil beda dilatari kemurnian akidah iman menyambut tahun baru itu (masehi dan hijrah), mengingatkan saya ide cemerlang Lisda Rawdha dalam mendukung suaminya Bupati Pesisir Selatan Hendra Joni dalam wujud kegiatan pesta tahun baru di Pandopo Rumah Dinas Bupati ketika menyambut perubahan 2016 ke 2017 yang biasa disebut tahun baru masehi itu.

ADVERTISEMENT

space kosong

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia tampil beda dari biasa biasanya, dari menembak langit beralih ke ritual menadahkan tangan ke langit. Menadahkan tangan ke langit wujudnya menampung tangan ke langit dan menundukan kepala berdoa dan dzikir pada Allah SWT. Inti doanya meminta pada Yang DiAtas Yang Maha Kuasa itu, apa yang diperlukan negeri, pemerintahan dan rakyat, Aman Santoso, terutama mengawali tabun baru sebagai sesuatu yang pasti yakni “perubahan” dalam perjalanan hidup sebuah negeri, pemerintahan dan rakyat sepanjang masa.

Tanpa mengurangi semarak dan gembira bersama, karena sudah dirahmati Allah SWT melewati pase perubahan tahun itu, dihiasi dengan nasyid dan salawat. Oleh Lisda Hendra Joni ibu Pesisir Selatan itu sebagai Ketua TP PKK sekarang anggota DPR RI ketika itu ditampilkannya Nasyid Asmaul Husna dan Tim Salawat Ibu-ibu PKK binaannya sendiri. Justru ia mantan pramugari cantik pesawat kepresidenan ini yang punya multi talenta ini juga punya bakat dalam dunia tarik suara yang diketahui piawai bernyanyi. Ia sudah memiliki album yang banyak disukai, tak ketinggalan turut menghiasi acara dengan suara emasnya yang disukai banyak kalangan.

Baca Juga :  Ditahun Politik, Organisasi Adat Jangan Menjadi Kuda Tarik Politik

Menarik, kata Lisda Rawdha kepada wartawan, kita ingin memberikan warna yang berbeda dalam malam pergantian tahun di Pesisir Selatan. Mudah-mudahan dzikir dan doa menadah tangan pada Allah SWT ini menginspirasi dalam pembentukan tradisi positif pesta penyambutan tahun baru berikutnya”.

Ternyata ide Lisda 3 tabun lalu memang menginspirasi. Beberapa daerah mengubah tradisi lama. Ada pesta pantai ditutup dan kembang api sepi. Berbeda dari biasanya. Pesta penyambutan tahun baru diakhiri pada jam nol:nol, terdengar ledakan dan langit merah, aksi menembak langit disebut pesta kembang api. Aksi itu tak jauh dari panggung hiburan malam.

Baca Juga :  Kerajaan dan Perspektif RUU Kerajaan (3): ABS-SBK Identitas Minangkabau dan Updating

Menembak langit siapa nyana langit marah. Ya adakalahnya langit menyirami bumi dengan guyuran hujan lebat dan bumi menjadi banjir, bencana mengancam semua. Kadang bumi menjadi panas, hujan tak turun, malah langit ditutupi awan kabut memicu asma. Mata hari bagai bola merah menggelantung di langit bumi bagaikan melotot marah, dan memicu bencana.

Boleh jadi perbandingan memilih menadah langit menampung tangan berdoa dan berdzikir atau tetap menembak langit mencat merah langit. Pilihan sudah barang tentu yang terbaik. Saya kira ide Lisda Rawdha tadi menarik dan menginspirasi untuk alternatif pilihan terbaik menyambut tahun baru.

Selamat memasuki tahun baru, yang pasti itu perubahan dalam hidup kita, semoga tahun 2021 ini kaya hari baik kutiko elok dan mita melayari lautan kehidupan yang damai.

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dewa Yunani Mulai Menyerang Ranah Minang
Pasca Banjir Besar Maret 2024, Sektor Pertanian dan Peternakan di Lengayang Kian Terpuruk
Koperasi Bagi Hasil: Solusi Ekonomi Syari’ah untuk Kesejahteraan Masyarakat Nagari
Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar Masih Gamang Menentukan Wakil, Akankah “Jomblo” Hingga Akhir?
Jangan Sampai Negeri Sejuta Pesona Menjadi Sejuta Narkoba
Pilkada Pessel 2024 Diprediksi Menjadi Pertarungan Sengit Antara Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar
Peluang Ali Tanjung di Pilkada Pessel 2024, Bisakah Visi Pesisir Selatan Damai dan Sejahtera Menggaet Hati Masyarakat?
Tantangan Pendatang Baru dalam Pilkada Pessel 2024: Memahami, Mengatasi, dan Mewujudkan Peluang

Berita Terkait

Jumat, 2 Agustus 2024 - 12:01 WIB

Dewa Yunani Mulai Menyerang Ranah Minang

Rabu, 31 Juli 2024 - 19:07 WIB

Pasca Banjir Besar Maret 2024, Sektor Pertanian dan Peternakan di Lengayang Kian Terpuruk

Rabu, 31 Juli 2024 - 17:33 WIB

Koperasi Bagi Hasil: Solusi Ekonomi Syari’ah untuk Kesejahteraan Masyarakat Nagari

Jumat, 12 Juli 2024 - 10:49 WIB

Hendrajoni dan Rusma Yul Anwar Masih Gamang Menentukan Wakil, Akankah “Jomblo” Hingga Akhir?

Minggu, 7 Juli 2024 - 21:23 WIB

Jangan Sampai Negeri Sejuta Pesona Menjadi Sejuta Narkoba

Berita Terbaru