Adat Istiadat Perkawinan di Pesisir Selatan

Sabtu, 13 Maret 2021 - 01:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jadi tindak lanjut dari acara pinang maminang yang telah disepakati secara resmi, kalau keluarga mampuh bawaan ditambah pulah dengan perhiasan emas.

Setelah acara maanta siriah, biasanya pada malam hari diadakanlah acara puncak yaitu Ijab Kabul antara kedua mempelai dirumah anak daro.

Untuk acara nikah, marapulai dijemput oleh pihak keluarga anak daro kerumahnya. Acara ini disebut “manjapuik marapulai”.

ADVERTISEMENT

space kosong

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rombongan penjemput biasanya terdiri dari urang sumando, mamak-mamak, mandeh bapak kira-kira 10 sampai 15 orang. Rombongan ini membawa syarat-syarat yang telah disepakati tatkala setelah berunding terjadi sambah manyambah pepatah petitih antara kedua belah pihak, maka rombongan dari anak daro ditambah dengan rombongan dari rumah marapulai berangkat ma arak marapulai kerumah anak daro untuk nikah. Acara ini disebut maanta marapulai.

Baca Juga :  Di Sungai Liku Pesisir Selatan, 2 Lulusan Akpol 1990 Terima Gelar Kehormatan Adat

Di Pesisir Selatan acara maanta marapulai ini terkenal dengan istilah Badampiang.

Badampiang adalah akronim kata dari ayo hampir sampai, bahasa setempat hampir (ampiang), kata ampiang ini menjadi bagian dari sorak-sorai rombongan pengantar marapulai tadi (ampiang sampai kerumah anak daro).

Pada acara ini marapulai diantar oleh rombongan yang sudah bergabung tadi kerumah anak daro untuk nikah.

Diiringi dengan bunyi-bunyian pupuik talempong yang diselingi dengan pantun-pantun yang menyatakan betapa sedih bercampur gembira keluarga marapulai melepas anaknya masuk kekeluarga kaum lain.

Disamping itu juga diselingi dengan pantun-pantun jenaka dari urang-urang mudo yang bertujuan untuk menggoda marapulai yang akan memasuki hidup baru.

Baca Juga :  Usung Adat Minang, Cantiknya Aurel Hermansyah Jadi Anak Daro

Semua pantun-pantun ini didendang bersahut-sahutan oleh rombongan. Setiap selesai satu atau dua pantun diselingi pula oleh sorak-sorai yang berbunyi “Ayo Dampiang” (hampir sampai) oleh seluruh rombongan.

Sampai rombongan tiba dirumah anak daro, setelah sambah manyambah lalu dilaksanakanlah acara puncak tersebut.

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kenapa Kawin Sasuku Dilarang di Minangkabau?
Pirin Asmara dan Anugerah Kebudayaan
Pelangi, Nomenklatur Nama Nagari Pelangai
Kacaunya Organisasi Adat di Minangkabau Karena Politikus
Bolehkah Harato Pusako Tinggi Dimiliki dan Dijual oleh Laki-laki Bila Suatu Kaum Tidak Ada Lagi Perempuan?
Rumah Percetakan Oeang RI : Ditinggalkan atau Meninggalkan
Kapal Karam di Ampiang Parak, Peninggalan Portugis atau Belanda?
Sejarah Kalah Orang Rupit di Taluak Banda Sapuluah

Berita Terkait

Sabtu, 13 Maret 2021 - 01:49 WIB

Adat Istiadat Perkawinan di Pesisir Selatan

Sabtu, 9 Januari 2021 - 13:51 WIB

Kenapa Kawin Sasuku Dilarang di Minangkabau?

Sabtu, 12 Desember 2020 - 11:32 WIB

Pirin Asmara dan Anugerah Kebudayaan

Sabtu, 5 September 2020 - 17:10 WIB

Pelangi, Nomenklatur Nama Nagari Pelangai

Selasa, 1 September 2020 - 07:08 WIB

Kacaunya Organisasi Adat di Minangkabau Karena Politikus

Berita Terbaru