Meski kini profesi dan kehidupan masyarakat kampung Minang sudah beragam, ungkapan “membeli beras” masih relevan sebagai simbol kesusahan.
Ini menunjukkan bahwa, meskipun ada perkembangan ekonomi, masalah dasar terkait ketersediaan pangan masih menjadi indikator kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks modern, ungkapan ini mungkin lebih bersifat simbolik, namun tetap menjadi cermin buram dari keadaan ekonomi masyarakat.
Oleh karena itu, memahami alasan di balik ungkapan ini dapat membantu kita merumuskan kebijakan yang lebih baik untuk mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di daerah agraris seperti Minangkabau.