Kehidupan di kampung-kampung diatur oleh siklus pertanian yang teratur. Mereka turun ke sawah pada musim hujan dan bertanam palawija pada musim kemarau.
Panen padi cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama setahun atau sampai masa panen berikutnya.
Dengan demikian, mereka jarang mengalami kekurangan beras, kecuali jika terjadi bencana alam atau serangan hama.
Membeli beras di kampung dianggap sebagai titik nadir kemiskinan.
Ini berarti keluarga tersebut tidak mampu mencukupi kebutuhan pokoknya sendiri dan harus mengandalkan transaksi untuk memperoleh makanan.
Kondisi ini dianggap memalukan dan mencerminkan ketidakberesan dalam pengelolaan sumber daya keluarga.
Ungkapan “membeli beras” juga digunakan untuk menggambarkan kehidupan yang sulit.
Dalam situasi di mana seseorang harus menjual padinya untuk memenuhi kebutuhan mendesak, seperti biaya pendidikan atau kesehatan, ini akan berdampak pada ketidakcukupan beras untuk kebutuhan sehari-hari.
Oleh karena itu, membeli beras menjadi simbol perjuangan hidup yang berat dan situasi ekonomi yang gawat.
Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya