BANDASAPULUAH.COM – Di kampung-kampung Minangkabau, ungkapan “membeli beras” memiliki makna yang mendalam, mencerminkan keadaan yang sulit dan nasib yang kurang baik.
Di kalangan masyarakat, membeli beras dianggap sebagai pertanda bahwa sesuatu tidak beres.
Ungkapan ini muncul karena beberapa alasan historis dan sosial yang berkaitan dengan kehidupan agraris mereka.
Beras adalah kebutuhan dasar yang harus tersedia setiap hari. Di masa lalu, meskipun ada keanekaragaman pangan, beras tetap menjadi makanan pokok yang tak tergantikan.
Makan tanpa lauk masih mungkin, asalkan ada nasi. Oleh karena itu, kekurangan beras dianggap sebagai masalah besar yang mencerminkan krisis dalam keluarga.
Di Minangkabau, sistem pusaka tinggi memastikan bahwa hampir setiap keluarga memiliki akses ke sawah.
Bagi mereka yang tidak memiliki sawah ulayat, ada sistem menyasiah (menyewa dengan takaran padi) yang memungkinkan mereka tetap bersawah.
Panen padi biasanya tidak dijual karena menjual padi berarti nanti akan terpaksa membeli beras, yang dianggap sebagai gejala kurang beres.
Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya