FIKIR.ID – Sepertinya saya baru kali ini ke Nagari Panampuang menikmati viewsnya yang indah. Namun saya yakin, sudah sering melewatinya, setidaknya pergi ke Payakumbuh dan ke Pakan Baru lainnya. Masuk ke Nagari panampung 6 Mei 2023, seiiring menghadiri undangan sahabat saya Dirwan Ahmad Darwis, BMC, MA dan Istri dr. Hj. Tien Septino, M.Kes.
Dirwan, satu di antara tokoh disegani dan ia dekat dengan Yang Mulia Dato’ Seri Utama Dr. Rais Yatim dan karenanya banyak di Malaysia. Ia punya rumah indah di Lundang Panampung tak jauh sebuah masjid yang indah menambah keindahan nagari ini.
Undangan sahabat Dirwan, berkenaan dengan pesta perkawinan putranya Finez (Nawridho Alfismartienez Dirwan, B.HSc, M.Sc) dengan istrinya bernama Ekky (Ekky Ambaryani Pagau, NHSc, M.A) di Lundang, Panampuang, IV Angkek. Kedua pasangan mempelai serasi ini sudah mengucapkan ijab qabul di Kalimantan Timur (Balik Papan), 23 Februari 2023.
Seindah ini Nagari Panampuang, saya yakin, dari negeri dimungkinkan banyak lahir tokoh, yang saya belum banyak tahu dan akan dilihat SAKO’s Jouney lebih lanjut. Yang saya tahu dari sejarah lama, bahwa nageri ini pernah dimuat dalam buku saya “Kesultanan Pagaruyung Jejak Islam pada Kerajaan-kerajaan di Dharmasraya, Cet.II” (Jakarta: Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi, Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, 2017:156).
Bahwa Nagari Panampuang merupakan salah satu nagari di Agam, yang pemimpinnya barajo-rajo (beraja) dalam ranah kerabat Pagaruyung. Orang besarnya dalam sejarah lama berfungsi rajo itu, ialah Datuk Mangiang.
Nagari Panampuang, satu di antara 7 Nagari di Kecamatan Ampek Angkek dan satu di antara 92 Nagari di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Luasnya ± 6.80 km (680 Ha) dan secara demografis penduduknya 9.262 jiwa.
Wilayah pemerintahan Nagari Panampuang terdiri dari 7 Jorong. Tujuh Nagari itu:
- Jorong Bonjo
- Jorong Sei Baringin
- Jorong Lurah
- Jorong Lundang
- Jorong Kubu
- Jorong Surau Laut dan
- Jorong Surau Labuah.
Pemerintahan (Wali Nagari dan Badan Musyawarah Nagari) berpusat di Pakan Kaluang, Jorong Surau Laut.
Geografi, Regional Centre dan Ekonomi
Secara topografis Nagari Panampungan meskipun datar ada juga berbukit-bukit dengan ketinggian ± 830-860 meter dari permukaan laut. Iklim sedang, curah hujan cukup dan subur, dalam pengamatan saya berpotensi menjadi areal andalan pertanian: sawah ladang dan perkebunan dengan komoditi padi, sayur-sayuran dan palawija. Wilayah pertanian itu pun berpotensi sebagai objek wisata agro-turism.
Dari perspektif regional centre, di samping pertanian masyarakat berpotensi pula mengembangkan ekonomi industri kerajinan dan industri rumah tangga. Ekonomi kerajinan industri kecil seperti pembuatan perabot dan peralatan rumah tangga lainnya. Sedangkan industri rumah tangga dikembangkan bermacam ukiran, sulaman, kuliner bermacam makan kecil seperti pinyaram, kue sapik dan gorengan lainnya.
Secara geografi, orbitasi Nagari Panampuang strategis sebagai daerah penyangga Riau dan Sumbar. Arus jalan dari perspektif regional centre dilintasi Jalan Raya Bukittinggi dan Payakumbuh tidak jauh dari wilayah adat Ampek Angkek Biaro-Balai Gurah. Orbitasinya, jarak Padang – Panampuang ± 102 km.
Wilayahnya berbatas: Utara dengan Nagari Koto Tangah, Nagari Persiapan Koto Tangah Lamo Kecamatan Tilatang Kamang dan Nagari Koto Baru Tigo Jorong Kecamatan Baso. Selatan dengan Nagari Lambah Kecamatan Ampek Angkek, Barat berbatasan dengan Nagari Kapau Kecamatan Tilatang Kamang, dan Timur berbatasan dengan Nagari Tabek Panjang Kecamatan Baso.
Adat, Panampuang 5 Suku, Kerabat Pagaruyung: Pespektif Sejarah Pagaruyung
Nagari inti Minangkabau. Nagari Panampuang dalam kultur Minangkabau pemimpinnya yang barajo bagian sejarah lama yang tidak bisa dipisahkan dengan kerabat Pagaruyung Darulqarar. Dari perspektif monografi adat, Nagari ini dulu dibangun ninik dan inyiaknya bermula di wilayah yang viewsnya menarik. Lokasi daerahnya terletak di wilayah genting antara Batang Air Lasi dan Batang Air Sikabu, karenanya dipopulerkan dengan Gantiang.
Dari asal usul ninik Nagari Panampuang awalnya 4 suku. Empat suku itu adalah: (1) suku Guci, (2) suku Jambak, (3) suku Tanjung dan (4) suku Koto. Kemudian diketahui datang satu suku lagi yakni suku Sikumbang. Berarti Nagari Panampuang mempunyai 5 suku, karena itu pula Nagari Panampuang disebut dengan Nagari 5 Suku.
Kalau Nagari barajo-rajo, dimungkinkan Nagari Panampuang punya kelarasan Koto Piliang. Namun dilihat dari sejarah adat Ampek Angkek, seperti juga disebut Situs Nagari Kamang bersumber Tambo Kamang, bahwa setelah dilakukan penyusunan Lareh Nan Bunta, terdapat wilayah adat, Lambah – Panampuang bagian wilayah adat Ampek Angkek. Fenomena ini membutikan, sekuat apapun pemakaian kelarasan Koto Piliang dan Bodi Caniago dalam Masyarakat Hukum Adat (MHA) Minangkabau, maka dalam pelaksanaan adat kedua kelarasan itu berlaku juga langgam kelarasan campuran “pisang sikalek hutan, pisang tanbatu nan bagatah, koto piliang bukan, bodi caniago entah”.
Kelarasan campuran pisang sikalek hutan itu dekatlah dengan gaya demokrasi deliberatif dalam perspektif sosial politik dan adat. Justru Lareh Nan Bunto di Panampuang itu seperti halnya di nagari-nagari lain dekat dengan Kelarasan Bodi Caniago sedangkan Nagari Barajo itu pastilah menganut Kelarasan Koto Piliang setidaknya Lareh nan Panjang.
Dalam penyelenggaraan adat dan pasilitasinya, didukung kelembagaan yang ada di Nagari Panampuang. Kelembagaan adat ada dua: (1) Limbago Adat, adalah lembaga asal usul ninik, suku, sako pusako salingka kaum dan pemilik adat salingka nagari. Limbago adat didukung oleh Limbago Mandeh Sako (Bundo Kanduang) di setiap jenjang naik dan tanggo turun limbgao adat, dan Limbago Rang Mudo Parik Paga Nagari serta suluh bendang di Nagari yakni MUI Nagari; dan (2) organisasi adat, yakni Kerapatan Adat Nagari (KAN) yang didirikan tahun 1983 yang sebelumnya bernama Kerapatan Nagari (KN). Dalam Perspektif pemerintahan, di samping lembaga pemerintahan nagari (Wali Nagari dan Bamus) terdapat pula kelembagaan nagari lainnya seperti (1) LPMN, (2) TP-PKK dan (3) Karang Taruna.
Dari perspektif sejarah perjuangan, Panampuang termasuk basis perjuangan. Tokoh masyarakat bercerita di antaranya Yon, 70 (2023), mulai dari perang Kamang perlawanan rakyat terhadap kebijakan pajak (blasting) Belanda 1908, sampai perang perlawanan rakyat (PRRI) melawan APRI 1958, Nagari ini menjadi strategis dalam perjuangan. Bahkan pada masa PRRI-APRI, Panampuang menjadi kancah petempuran. Ketika itu katanya saya sudah bisa pegang senapan. Orang tua saya turut menyediakan makanan tentara terutama PRRI.* (yy)