Bandasapuluah.com – Dua nagari di Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat menggelar diskusi adat minangkabau dengan mengangkat tema penguatan nilai-nilai adat tentang sako dan harta pusako.
Kedua nagari itu ialah Nagari Koto Rantang dan Nagari Pagadih. Di Koto Rantang, kegiatan dilaksanakan pada Kamis (24/11) di Aula Kantor Wali Nagari setempat. Sementara di Pagadih, kegiatan digelar pada keesokan harinya, Jumat (25/11) di Balai Pertemuan KAN Pagadih.
Kegiatan yang dihelat secara terpisah itu menghadirkan empat orang narasumber dari Yayasan SAKO. Keempat narasumber tersebut ialah Yulizal Yunus Datuak Rajo Bagindo, Hasanuddin Datuak Tan Patiah, Januarisdi Rio Mandaro dan Efrizon Datuak Inaro.
Wali Nagari Koto Rantang Novri Agus Parta Wijaya mengatakan, kegiatan ini digelar untuk berbagi sekaligus menyamakan pemahaman tentang nilai-nilai adat tentang gelar sako dan harato pusako.
Ia menegaskan, kegiatan ini ditujukan bukan untuk mengajari niniak mamak. Akan tetapi, untuk menguatkan dan menyamakan pemahaman serta wadah untuk belajar bersama.
“Dengan kegiatan ini diharapkan semakin kuat pemahaman kita bersama untuk menghadapi masalah yang akan dihadapi kedepan,” kata Novri dalam sambutannya.
Dikatakan, kegiatan ini juga bagian dari untuk mewujudkan visi Nagari Koto Rantang yaitu nagari maju berdasarkan Adat Basandi Syara’-Syara’ Basandi Kitabullah.
Untuk itu, dirinya mengaku akan terus mendorong berbagai kegiatan dan program untuk mewujudkan visi yang ia bawa ketika maju sebagai wali nagari setahun silam.
“Visi ini telah menjadi visi kita bersama. Untuk itu kita akan terus mendorong lahirnya program tersebut. Kepada inyiak narasumber untuk dapat terus memberikan ilmu dan materinya di kesempatan berikutnya sebagaimana permintaan dari masyarakat tadi,” katanya.
Senada dengan itu, Wali Nagari Pagadih Aliwar menyambut baik kegiatan diskusi adat Minangkabau tersebut. Ia mengatakan, kegiatan tersebut selain sesuai dengan visi dan misi di nagari yang dipimpinnya juga sesuai dengan visi misi Kabupaten Agam.
Ia memandang, kegiatan tersebut penting dalam menghadapi tantangan kedepan. Kata Aliwar, tantangan yang dihadapi oleh niniak mamak kedepannya semakin banyak dan komplek. Oleh karenanya, kegiatan penguatan nilai-nilai adat penting untuk dilaksanakan.
Dalam kesempatan itu juga, Aliwar juga menyampaikan permohonannya agar Yayasan SAKO menjadikan Nagari Pagadih sebagai nagari binaan dan percontohan di Sumbar.
Ia mengatakan, Yayasan SAKO dipenuhi oleh orang yang ahli dalam berbagai bidang. Untuk itu, katanya, binaan dari Yayasan SAKO sangat diperlukan dalam memajukan dan nagari.
“Kita meminta binaannya bukan saja dari bidang adat. Tapi segala bidang. Karena kami menilai, Yayasan SAKO ini diisi oleh orang yang ahli dalam berbagai bidang,” pungkasnya.