Jangan Sampai Salah Paham, Ternyata Ini Beda dan Hubungan KAN dengan LKAAM, Orang Minang Wajib Tahu

Minggu, 2 Oktober 2022 - 12:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi

Ilustrasi

LKAAM Bukan Atasan KAN

LKAAM dalam AD/ARTnya itu menyebut “KAN urat tunggang” dan “LKAAM pucuak bulek”. Seolah LKAAM dipaksakan bertindak seperti atasan dari KAN akibat memaknai akar tunggang dan pucuak bulek itu.

Hal ini seperti istilah Minangkabau adalah Kata Kudian. Seperti kata-kata yang dicari-cari. Sehingga dalam prakteknya meninggalkan preseden buruk dan menciderai KAN.

Akibatnya ada beberapa fenomena, KAN di-SK-an oleh LKAAM. Bahkan mengukuhkan penghulu dan rajo di Nagari Beraja-raja yang biasa menjadi urusan “limbago adat kaumnya” .

Dan Karenanya selama ini ada KAN yang menolak kehadiran LKAAM di ngari. Karena khawatir preseden LKAAM mendirikan KAN Tandingan.

Fakta itu tidak jarang menciderai KAN itu sendiri di nagari menjadi terbelah, yakni satu sisi status guo “KAN yang sudah kukuh ada, dan quo vadis KAN tandingan yang dibentuk dan disyah-SK-kan oleh LKAAM.

Baca Juga :  Kata Kebudayaan dan Budaya tidak Ditemukan dalam Kamus Bahasa Minangkabau

Fenomena intervensi LKAAM selama ini dalam pengukuhan datuk penghulu dan rajo menimbulkan imej buruk kepada LKAAM sendiri.

Karena ketika LKAAM turut pula mengukuhkan datuk penghulu dan rajo yang menjadi hak kaum dan alamnya, tanpa disadari terbelah limbago penghulu/rajo dan organiasi KAN di nagari berpenghulu dan berajo-rajo.

Bahkan intervensi terhadap KAN, menjadi preseden LKAAM seperti menyeret KAN keluar dari amanat sejarahnya.

Klik berikutnya untuk melanjutkan membaca halaman selanjutnya…

Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Bikin Bangga! Bawakan Lagu Langkisau, Mahasiswi Pessel ini Tampil Memukau di Turki
Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan
Heboh! Peserta Pawai Budaya Saling Lempar Pisang di Depan Kantor Bupati Pessel
DPRD Pessel Bahas 4 Ranperda, Aspirasi Dewan Kebudayaan Mencuat
Manjalang ke Rumah Gadang Mandeh Rubiah, Risnaldi Tekankan Pentingnya Tradisi dan Silaturahmi
Balai Pagaduan: Pergulatan Hidup Masyarakat Menjelang Lebaran
Mahat: Cerita Lain dari Peradaban Negeri 1000 Menhir | Arif Purnama Putra
Situs Sejarah Diduga Peninggalan Era Megalitik Ditemukan di Padang Pariaman

Berita Terkait

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:30 WIB

Bikin Bangga! Bawakan Lagu Langkisau, Mahasiswi Pessel ini Tampil Memukau di Turki

Minggu, 27 April 2025 - 10:02 WIB

Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan

Senin, 14 April 2025 - 12:54 WIB

Heboh! Peserta Pawai Budaya Saling Lempar Pisang di Depan Kantor Bupati Pessel

Selasa, 8 April 2025 - 22:10 WIB

DPRD Pessel Bahas 4 Ranperda, Aspirasi Dewan Kebudayaan Mencuat

Rabu, 2 April 2025 - 20:43 WIB

Manjalang ke Rumah Gadang Mandeh Rubiah, Risnaldi Tekankan Pentingnya Tradisi dan Silaturahmi

Berita Terbaru

error: Content is protected !!