Selain Parang Pisang, Ini 5 Keunikan yang Hanya ada di Surantih

Minggu, 31 Juli 2022 - 16:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perang pisang merupakan salah satu keunikan yang ada di Surantih. Cek yang lainnya

i

Perang pisang merupakan salah satu keunikan yang ada di Surantih. Cek yang lainnya

Bayi kembar pemicu perang itu adalah bayi kembar namun berbeda jenis kelamin. Dunia kedokteran menyebutnya dengan bayi kembar tidak identik.

Sementara orang di Surantih menyebutnya sebagai anak sumbang.

Dalam perang ini, pisang menjadi amunisi. Panglima perangnya adalah Simuntu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

2. Lela Ampalu

Sesuai namanya, Lela Ampalu berasal dari Ampalu, Surantih. Kini Ampalu secara administratif berada di Nagari Gantiang Mudiak Selatan Surantih.

Lela Ampalu berasal kebiasaan seorang ibu yang meninabobokan anaknya di Ampalu.

Ia melelakan (mendendangkan) syair-syair indah agar anaknya cepat tertidur.

Sekarang, Lela Ampalu telah mengalami perkembangan. Lela Ampalu tidak saja untuk meninabobokan anak.

Baca Juga :  MTQ Korpri Tahun 2022, Gubernur Mahyeldi Sebutkan Sebagai Momentum ASN Perkuat Interaksi dengan Al Quran

Mulanya Lela Ampalu hanya dinyanyikan oleh kaum ibu-ibu tanpa diiringi instrumen apapun.

Namun saat ini, Lela Ampalu telah diiringi instrumen Rabab Pasisia. Dan telah di tampilkan dalam seni pertunjukan Rabab Pasisia.

3. Tinju Langgai

Sesuai namanya Tinju Langgai berasal dari Langgai, Gantiang Mudiak Utara Surantih.

Tinju langgai merupakan kesempurnaan ilmu bela diri yang dipadukan dengan keputusan “silek langkah tigo”.

Cerita tentang kehebatan ilmu bela diri ini sangat melegenda. Ada yang menyebut, tinju langgai ini tak berbatas jarak. Meskipun lawan jauh, tidak akan sanggup menahannya.

Baca Juga :  3 Pelajar SMKN 2 Painan Diciduk Satpol PP, Kedapatan Merokok Pakai Seragam Sekolah

Untuk menguasai ilmu ini dibutuhkan proses yang panjang. Ilmu ini tidak bisa didapatkan dengan cara instan.

Namun, hal ini menjadi kendala, ilmu ini sulit untuk terus diwarisi.

Istilah “habih langkah indak malangkah” juga menyebabkan ilmu ini jarang terwariskan kepada generasi berikutnya.

Ambang hilangnya ilmu tersebut, sudah terlihat dengan jarang adanya “sasaran” latihan silat di tiap kampung. Selain itu, ilmu ini terus terkungkung dalam ruang lingkup aliran tertentu

4. Badampiang

Badampiang sudah menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) yang ditetapkan oleh Kemendikbud pada 2019 lalu.

Tradisi badampiang merupakan proses mendampingi pengantin pria (marapulai) ke rumah pengantin wanita (anak Daro).

Baca Juga :  KPU Tetapkan Hasil Pemilu, Ini 9 Caleg Dapil Pessel 2 yang Bakal Melenggang ke DPRD Pessel

Badampiang ialah dendang yang dilatunkan beramai-ramai dengan cara sahut menyahut.

Isi dendangnya adalah pantun nasehat yang melambangkan kesedihan bercampur bahagia dari keluarga (orang tua) yang melepas anak laki-lakinya memasuki kehidupan berumah tangga.

Badampiang dilakukan sepanjang perjalanan marapulai menuju rumah anak daro.

Saat perjalanan, dampiang akan terus dilantunkan hingga marapulai sampai di halaman rumah anak daro.

Tak jarang, ada yang menangis dalam proses ini. Meskipun, diselingi dengan pantun-pantun jenaka dari urang mudo yang bertujuan untuk menggoda marapulai yang akan memasuki hidup baru.

Klik untuk melanjutkan membaca halaman selanjutnya…

Follow WhatsApp Channel m.bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ratusan Manuskrip Ditemukan di Pessel, Tunjukkan Kekayaan Intelektual Masa Lampau
Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau
Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024
Bikin Bangga! Bawakan Lagu Langkisau, Mahasiswi Pessel ini Tampil Memukau di Turki
Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan
Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing
Heboh! Peserta Pawai Budaya Saling Lempar Pisang di Depan Kantor Bupati Pessel
Mengenal Posisi dan Ragam Sumando di Minangkabau

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 11:27 WIB

Ratusan Manuskrip Ditemukan di Pessel, Tunjukkan Kekayaan Intelektual Masa Lampau

Jumat, 29 Agustus 2025 - 08:59 WIB

Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau

Senin, 26 Mei 2025 - 11:50 WIB

Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:30 WIB

Bikin Bangga! Bawakan Lagu Langkisau, Mahasiswi Pessel ini Tampil Memukau di Turki

Minggu, 27 April 2025 - 10:02 WIB

Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan

Berita Terbaru

Negara Tidak Hadir dalam Mencegah Bencana

Nasional

Negara Tidak Hadir dalam Mencegah Bencana

Senin, 8 Des 2025 - 07:59 WIB