BANDASAPULUAH.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman Barat melakukan audiensi bersama PT Samsung Electronic Indonesia dalam mengejar Aksi Manajemen Data sebagai upaya pelaksanaan aksi konvergensi dalam percepatan penurunan stunting, pada Rabu (29/11).
Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemkab Pasaman Barat melakukan delapan aksi konvergensi, salah satunya pada aksi ke-6 sistem manajemen data stunting. Pasaman Barat telah mencoba menyandingkan data e-PPGBM untuk anak stunting dan data e-Cohort untuk ibu hamil dengan data Pensasaran Percepatan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
“Dari sandingan tersebut, dari 5.397 balita stunting periode Agustus 2022, terdapat 1.006 balita yang ada di data P3KE, tersebar pada desil 1 hingga 7, masing-masing sejumlah 192, 182, 203, 143, 119, 85, dan 82. Artinya, tidak semua anak stunting berasal dari keluarga miskin, dan orang yang mampu juga beresiko melahirkan anak stunting. Dari 2.416 ibu hamil periode Agustus 2023, terdapat 782 ibu hamil yang ada di data P3KE,” jelas Wabup Risnawanto.
Risnawanto menyampaikan bahwa terkait isu stunting yang harus menjadi perhatian. Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah/pendek/kerdil dari standar usianya.
“Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun (1.000 HPK). Berdasarkan data e-PPGBM Agustus 2023, terdapat 4.764 balita stunting di Pasaman Barat. Berdasarkan publikasi SSGI tahun 2023, angka prevalensi stunting Pasaman Barat berada pada angka 35,5 persen,” ucapnya.
Mengakhiri sambutannya, Wabup Risnawanto menekankan beberapa poin penting, yakni isu percepatan penurunan stunting merupakan isu lintas sektor yang memerlukan kerja kolaboratif cerdas dalam menyelesaikannya, setiap pihak baik itu pemerintah, akademisi, media, masyarakat dan badan usaha harus mengambil peran terhadap target pencapaian isu nasional, penajaman keteririsan isu merupakan sesuatu yang harus dilakukan sehingga mampu menyelesaikan berbagai isu permasalahan dengan program kegiatan yang terbatas, dan keterpaduan dan keterbukaan data merupakan suatu keharusan untuk secara bersama-sama menyasar sasaran prioritas secara konvergen.
Ia juga berharap PT Samsung Electronic Indonesia merupakan media partner dapat membantu pemerintah daerah dalam digitalisasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pasaman Barat.
Sementara itu, Haryo Teguh Putranto selaku Senior Professional Head of Strategic Partnership MX B2B PT Samsung Electronic Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Pasaman Barat dalam upaya percepatan penurunan stunting.
“Kehadiran wakil bupati selaku ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting merupakan bukti komitmen kuat akan visi misi kepemimpinan daerah. PT Samsung Electronic Indonesia sangat terbuka dalam kerja sama yang diharapkan Pasaman Barat sebagai bentuk partisipasi bussiness to government (B2G),” jelasnya.
Dalam sesi diskusi, kepala Bappelitbangda Pasbar Ikhwanri menyampaikan bahwa Bappelitbangda selaku sekretariat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) telah memadupadankan data anak stunting dan ibu hamil dengan data Pensasaran Percepatan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Ikhwanri melanjutkan, di Kabupaten Pasaman Barat di desil 1, terdapat 38 balita stunting yang tinggal pada Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), 133 balita tidak memiliki fasilitas buang air besar, 115 balita tidak memiliki akses terhadap air minum layak, 61 balita tidak memiliki sumber penerangan PLN dan 79 balita masih tinggal bersama orang tua yang memasak menggunakan kayu bakar atau minyak tanah. Sedangkan untuk indikator ibu hamil, terdapat 18 ibu hamil yang tinggal pada RTLH, 59 ibu hamil tidak memiliki fasilitas buang air besar, 57 ibu hamil tidak memiliki akses terhadap air minum layak, 23 ibu hamil tidak memiliki sumber penerangan PLN, dan 45 ibu hamil yang masih memasak menggunakan kayu bakar/minyak tanah.
“Saat ini, pemerintah daerah sedang gencar melaksanakan strategi komunikasi perubahan perilaku terhadap seluruh pemangku kepentingan, baik kepada pemberi layanan, pelaku, maupun terhadap tokoh-tokoh kunci agama dan budaya yang ada di Pasaman Barat,” tegasnya.
Selain itu, Vendra Wasnury selaku CEO Subaga Group memberikan apresiasi kekayaan tampilan data yang disampaikan oleh Pasaman Barat.
“Ini menjadi modal besar dalam pelaksanaan komitmen ke depan. Kami juga tertantang dalam melakukan pengolahan data, manajemen data, monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian percepatan penurunan stunting yang akan dilakukan. Dan, Pasaman Barat mampu mendetailkan isu stunting dan kemiskinan dengan menyajikan variabel gizi sensitif terutama terhadap aspek standar hidup layak, yaitu rumah layak huni, akses jamban layak, akses air minum layak, sumber penerangan dan bahan bakar memasak,” ucapnya.
Diakhir diskusi, dilakukan kesepakatan bersama yang akan ditindaklanjuti dengan hal-hal yang lebih teknis yang melibatkan masing-masing pihak, baik dari PT Samsung Electronic Indonesia maupun dari Pemerintah Daerah.