BANDASAPULUAH.COM – Adanya kasus perundungan dan kekerasan pelajar di Pesisir Selatan yang viral baru-baru ini menjadi bukti nyata bahwa Program Nagari Bersekolah (Pronasa) gagal mencapai tujuannya.
Sebagaimana diketahui, Pronasa bertujuan meningkatkan sumber daya dan kualitas pendidikan di Pesisir Selatan.
Hal ini disampaikan oleh Jafni Rianson, tokoh muda Pesisir Selatan yang juga Sekretaris Umum HMI Cabang Padang Panjang di Padang pada Selasa (25/6).
Jafni menyoroti bahwa perundungan adalah bukti nyata masih belum meningkatnya kualitas sumber daya manusia di Pesisir Selatan.
Ia meyakini, meski baru dua kasus yang menjadi perhatian publik, kasus serupa mungkin banyak terjadi hanya saja tidak diketahui dan viral.
Menurutnya, kasus-kasus ini hanyalah puncak gunung es dari masalah yang lebih besar dan tersembunyi di dalam sistem pendidikan di Pesisir Selatan.
Dikatakan, Bupati Rusma Yul Anwar pernah menyatakan, kelahiran Pronasa beranjak dari kegelisahan akan masa depan generasi penerus bangsa di tengah era globalisasi.
Pronasa bertujuan membentuk profil Pelajar Pancasila di dalamnya, yang diharapkan mampu mengatasi tantangan globalisasi dengan memegang teguh nilai-nilai luhur bangsa.
Namun, menurut Jafni, kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Pronasa terbukti tidak mampu menangkal dampak negatif derasnya arus masuk globalisasi yang menggerus nilai-nilai luhur dan pekerti generasi penerus.
Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya