FIKIR.ID — Peduli terhadap kualitas air minum masyarakat Padang Panjang, Dinas Kesehatan (Dinkes) laksanakan Surveilens Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT). Kota ini menjadi satu-satunya daerah yang baru melaksanakan kegiatan ini di Sumatera Barat.
Sub Koordinator Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinkes, Novriza Yulida, SKM, MPH menyampaikan, kegiatan SKAMRT dilaksanakan untuk memberikan gambaran bagaimana kualitas air minum dan sarana yang digunakan masyarakat.
“Kami telah menetapkan tiga lokus untuk SKAMRT yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Di mana satu lokus terdiri dari 15 sampel rumah tangga dan enam sampel Sekolah Dasar, yang dipilih dengan metodologi yang telah ditetapkan sesuai juknis,” ujarnya kepada Kominfo, Rabu (30/8).
Disampaikan Novriza, kegiatan ini diadakan berdasarkan sebaran alat Sanitarian KIT (alat untuk melakukan pemeriksaan terhadap kualitas sanitasi dan kesehatan lingkungan-red) yang sudah dihibahkan Kemenkes pada 2017 kepada Puskesmas Bukit Surungan, Gunung dan Koto Katik.
Untuk pelaksanaan di lapangan, pihaknya menurunkan petugas sebanyak dua orang untuk satu lokus pemeriksaan. Sehingga total petugas pada tiga lokus adalah enam orang. Ditambah dengan petugas pendamping dan koordinator dari Dinkes.
Novriza menjelaskan, air minum dikatakan aman menurut Permenkes No 2 Tahun 2023 tentang Kesehatan Lingkungan adalah air minum yang memenuhi persyaratan mikrobiologis, fisika maupun kimia dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan.
Adapun indikator pengukuran pada SKAMRT terdiri dari 19 parameter. Mulai dari pH, suhu, TDS, warna, kekeruhan, Ecoli, Coliform, Nitrat, Nitrit, Timbal, Arsen, Cromium, Alumunium, dan sebagainya.
“Kualitas air minum dikatakan baik apabila dari segi fisik, kimia dan bakteriologis memenuhi standar yang telah ditetapkan permenkes. Untuk saat ini hasil dari SKAMRT masih dalam proses pemeriksaan dan akan berlanjut lagi untuk dikirim ke pusat,” katanya.
Novriza juga menjelaskan, semua anggaran dari kegiatan SKAMRT ini berasal dari dana BOK Kemenkes. Mulai dari reagent sampai dengan uang harian untuk petugas.
Pada 2024 kegiatan ini masih berlanjut dan Dinkes akan mengusulkan penambahan lokus SKAMRT pada perencanaan anggaran BOK 2024.