Bandasapuluah.com – Direktur Advokasi Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Brigjen Pol Jafriedi mengunjungi Kampung Anti Narkoba yang terletak di Dusun Padi-padi, Kampung Padang Marapalam, Nagari Lakitan Utara, Kecamatan Lengayang, Pesisir Selatan, Minggu (20/11).
Dalam kunjungan tersebut, Jafriedi turut didampingi oleh Asisten I Setda Pessel Gunawan, Kaban Kesbangpol, Camat Lengayang, Kapolsek Lengayang Iptu Gusmanto, Wali Nagari Lakitan Utara Aprizal Datuak Bagindo Rajo, Kapuskesmas Lengayang, perangkat nagari serta tokoh masyarakat.
Jafriedi dalam sambutannya sangat mengapresiasi berdirinya kampung anti narkoba di Dusun Solok Padi-padi. Dikatakan, kampung anti narkoba ini merupakan suatu upaya strategis dalam memerangi narkoba.
“Kami bangga sekali, gerakan di Solok Padi-padi ini luar biasa. Sudah masif menyebarluaskan informasi bahaya narkoba hingga tingkat kecamatan. Diskusi tadi dengan pemerintah daerah, akan menjadikan Dusun Padi-padi sebagai pilot proyek di Pesisir Selatan,” katanya.
Lulusan Akpol 1990 itu menilai, kampung anti narkoba atau kampung bersinar (bersih narkoba) sangat diperlukan dalam memerangi narkoba. Menurutnya, kampung anti narkoba adalah benteng dalam melawan penyebaran narkoba yang kian masif.
“Sejak 2015, Presiden telah menyatakan perang terhadap narkoba. Tidak stop narkoba lagi tapi sudah War on Drug. Narkoba sudah menjadi musuh bersama.”
“Kita harus lawan. Untuk itu yang perlu ditekankan dan dilakukan adalah Berani Tolak, Berani Rehap dan Berani Lapor,” tuturnya.
Perang itu katanya, adalah perang dari sisi konsep, membantu, mendorong, asistensi, pencegahan, pemberdayaan, rehabilitasi serta membantu pemberantasan oleh aparat. Untuk memenangi peperangan itu, sambungnya, tidak bisa hanya dengan BNN seorang, peran masyarakat dan semua stakeholder sangat diperlukan.
Mantan Kepala BNN Provinsi Lampung itu menambahkan, sudah 3,6 juta penduduk Indonesia yang menjadi penyalahguna narkoba. Hal ini katanya, disebabkan oleh masifnya peredaran gelap narkoba yang terjadi.
“Oleh karenanya, untuk melawannya kita juga harus terstruktur, masif dan sistematis,” kata Jafriedi melanjutkan.
Pria yang pernah menjabat Diresnarkoba Polda Bengkulu itu mengatakan, perang terhadap narkoba adalah bicara komitmen. Untuk itu harus ada langkah agar kampung anti narkoba di Solok Padi-padi agar berkelanjutan.
“Supaya tidak berhenti di tempat, saran saya agar program ini disandingkan dengan anggaran. Pak Wali Nagari dan pak Camat berserta perangkat bisa menyampaikan ini kepada Bupati.”
“Minta dukungan kepada Bupati agar membuat regulasi agar nagari bisa mengatur anggaran untuk program ini. Supaya gerakan ini terus berlanjut dan realistis,” ujar pria berusia 55 tahun tersebut.
Putera daerah Sungai Liku Pelangai itu mendorong agar program seperti ini semakin banyak di Pesisir Selatan. Mulai dari kampung-kampung, nagari, kecamatan hingga kabupaten harus masif menggalakkan program tersebut.
“Kita harus bisa menyelesaikan masalah narkoba ini dengan komprehensif,” sebutnya.
Terakhir, dengan kunjungan tersebut, sebut Jafriedi, BNN RI nantinya akan melakukan asistensi, advokasi hingga penyuluhan di Dusun Solok Padi-padi. “Kalau memang ini berhasil, pasti akan ditiru daerah lain,” ucapnya.
Asisten I Setda Pessel Gunawan dalam kesempatan tersebut mengatakan, Pemkab Pessel mengucapkan terimakasih atas dukungan dari seluruh elemen khususnya pemuda Solok Padi-padi (Pepsi) dalam upaya memerangi narkoba.
Pemerintah daerah, katanya, berkomitmen untuk memerangi narkoba di daerah tersebut baik dari segi pembinaan maupun finansial. Kedepan, pemerintah akan membuat regulasi agar anggaran nagari bisa dipergunakan untuk program memberantas narkoba.
“Harus bersinergi dalam memberantas narkoba. Dibutuhkan singergi semua pihak untuk memberantas narkoba ini,” kata Gunawan menegaskan.
Wali Nagari Lakitan Utara Aprizal Bandaro Kayo mengucapkan terimakasih atas kedatangan Direktur Advokasi Deputi Bidang Pencegahan BNN RI Brigjen Pol Jafriedi ke daerah yang dipimpinnya tersebut
Ia mengatakan, supaya program tersebut berkesinambungan, sangat dibutuhkan perlu dukungan dan bimbingan dari segala pihak.
“Adanya kampung anti narkoba ini sesungguhnya tidak terlepas dari peran kita semua. Baik yang di ranah maupun di rantau. Untuk dukungan serta motivasi sangat dibutuhkan agar program ini terus berlanjut,” kata Aprizal.
Dikatakan, Kampung Anti Narkoba di Solok Padi-padi telah terbentuk beberapa bulan yang lalu. Awalnya gerakan itu masif dalam mensosialisasikan tentang pengetahuan dan bahaya narkoba kepada masyarakat di rumah-rumah dan tempat umum. Saat ini, Kampung Anti Narkoba itu telah memiliki Sekretariat, pengurus dan program kerja.
Untuk aktivitas di sekretariat kampung anti narkoba dilengkapi dengan berbagai fasilitas lainnya seperti peta wilayah rawan narkoba, peta nagari, peta demografi dan papan kegiatan.
Selain itu, juga ada piket sekretariat, laporan harian, buku tamu serta saluran pengaduan masyarakat.
Kampung Anti Narkoba itu mulanya lahir karena keprihatinan akan maraknya penyalahgunaan narkoba di daerah sekitar kampung tersebut.
Prihatin akan hal itu kita bersama Pepsi (pemuda Solok Padi-padi), pemerintahan nagari, tokoh masyarakat dan perantau membahas solusi terkait masalah tersebut
Disetujui oleh masyarakat dan didukung penuh oleh perantau, maka dibentuklah Kampung Anti Narkoba sebagai langkah antisipasi agar narkoba tidak menyebar di daerah tersebut dan mendapatkan respon positif dari segala pihak.