“Sebagai alat negara, kita akan terus mendukung program di daerah terutama dalam mewujudkan ketahanan pangan,” kata Suherli seusai penanaman jagung serentak, Senin (25/7).
Dukungan itu direalisasikan dengan memanfaatkan lahan kelompok tani di Nagari Koto Berapak, Kecamatan Bayang, Pesisir Selatan seluas 10 hektare untuk ditanami jagung.
Lulusan Akmil 2001 ini berharap agar hasil produksi jagung dengan luas 10 hektare itu bisa optimal. Minimal kata dia, untuk satu hektare lahan bisa menghasilkan produksi jagung sekitar delapan ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau satu hektare saja bisa 8 ton, itu bagus. Coba saja hitung, 10 hektare kali 8 ton, ada 80 ton hasilnya” ungkap Suherli.
Pada tahap awal ini, lanjutnya, ada seratus karung bibit dan seratus karung pupuk yang disiapkan. Nantinya, segala kebutuhan untuk penanaman jagung tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan lahan.
Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukanlah untuk satuannya. Melainkan untuk rakyat.
“Kami berbuat untuk rakyat karena kami kami prajurit rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat,” tegasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, ketahanan pangan tidak selalu bicara tentang padi. Tapi juga tentang jagung. Jagung dinilai memiliki keunggulan dari komoditi lain.
“Jagung ini bukan saja untuk makan, tapi juga bisa untuk pakan ternak,” ulasnya.