BANDASAPULUAH.COM – Dalam upaya menjawab tantangan pendidikan yang semakin kompleks di era global, Minang Diaspora Network Global menggelar Forum Diskusi Pendidikan sebagai bagian dari rangkaian Pertemuan Diaspora Minang dan Bundo Kanduang Minang Sedunia.
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Pangeran Beach, Padang, pada Selasa (5/12/2023), dengan mengusung tema “Tantangan Meningkatkan Mutu dan Relevansi Pendidikan Berbasis Akhlak Mulia di Sumatera Barat.”
Forum ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan maraton selama 11 hari, mulai 3 hingga 13 Desember 2023, yang dilaksanakan di empat kota di Sumatera Barat: Padang, Bukittinggi, Tanah Datar, dan Payakumbuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah tokoh pendidikan, akademisi, dan diplomat dari dalam dan luar negeri hadir untuk berdiskusi dan berbagi gagasan demi kemajuan pendidikan di ranah Minang.
Salah satu narasumber utama, Yudil Chatim, SKM., M.Ed., Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, menyoroti peluang besar yang bisa dimanfaatkan Indonesia dalam kerja sama pendidikan dengan Tiongkok.
Ia menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan membuka ruang kolaborasi yang lebih luas antara dunia akademik dan industri, terutama melalui skema kerja sama pendidikan tinggi antarnegara.
“Tiongkok adalah rising power yang cukup ramah bagi pelajar Muslim. Ini menjadi peluang besar bagi Indonesia, khususnya generasi muda Minangkabau, untuk memanfaatkan akses pendidikan yang berkualitas di sana,” ujar Yudil.
Menurutnya, salah satu kekuatan Tiongkok adalah sinergi antara universitas dan sektor bisnis. Model seperti ini menurut Yudil bisa diadaptasi di Indonesia melalui pembangunan corporate university yang mendukung kebutuhan industri dan investasi. Ia juga menyinggung rencana fasilitasi mahasiswa Indonesia untuk mengikuti pendidikan dua tahun di Tiongkok, serta rencana promosi budaya Minang di kampus-kampus Tiongkok.
“Sudah ada lebih dari 25 kampus di Tiongkok yang membuka pembelajaran Bahasa Indonesia. Ini peluang besar untuk memperkenalkan budaya Minang dan membangun Indonesian Hub di Hainan,” tambahnya. Ia juga menekankan perlunya kolaborasi ABG-CM—Academic, Business, Government, Community, Media—untuk mendukung misi diplomasi budaya dan pendidikan.
Forum yang dipandu oleh Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. ini juga menghadirkan tokoh pendidikan lain seperti Prof. Dr. Jurnalis Uddin (Ketua Yayasan YARSI), Prof. Firdaus Abdullah (mantan Senator Malaysia), Prof. Zulfan Tadjoeddin (University of Western Sydney), serta tiga rektor perguruan tinggi di Sumatera Barat: Prof. Ganefri (UNP), Prof. Yuliandri (Unand), dan Prof. Musliar Kasim (Universitas Baiturrahmah).
Dua diplomat senior asal Minangkabau, H.E. Mayerfas (Duta Besar RI untuk Belanda) dan Al Busyra Basnur, SH., LL.M (Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika), turut hadir memperkuat diskusi dengan wawasan global mereka.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Barlius, dan Fauziah Fauzan, EM., MM dari Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang, juga tampil sebagai narasumber.
Forum ini diharapkan menjadi momentum strategis untuk memperkuat konektivitas pendidikan Minangkabau dengan dunia internasional, sembari menjaga karakter dan nilai luhur sebagai identitas anak nagari.






