Sejarah Cina di Banda Sapuluah, Pesisir Selatan

Selasa, 1 Februari 2022 - 21:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Muara Surantih. Foto: Indrian Koto

i

Muara Surantih. Foto: Indrian Koto

BANDASAPULUAH.COM – Sebagai  salah satu daerah di Banda Sapuluah, Taluak termasuk daerah yang barajo, dimana pemerintahannya mengintegrasi urusan umum pemerintah dan adat. Dimana dalam penyelenggaraannya dijalankan penghulu (pucuk adat).

Sebelum kemerdekaan, Taluak pernah dipimpin Muncak seperti juga di Nagari Taratak dan Nagari Surantih sejak era Kerajaan Rajo Salam di Batu Bala (yang manapek ke Kampai Kampung Dalam Dt. Rajo endah). Nagari Taluak baru dipimpin Kapalo Nagari setelah kemerdekaan.

Baca Juga :  Seorang Remaja Hanyut saat Mandi-Mandi di Kambang Utara

Sekarang Taluak adalah salah satu nagari di Kabupaten Pesisir Selatan dalam wilayah kecamatan Batangkapas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Era Banda Sapuluah (Bandar Sepuluh), Taluak merupakan salah satu Bandar (Kota Pantai) punya pelabuhan alam yang damai dan permai. Kapal dagang asing suka berlabuh di Nagari Tan Sri Dano ini, termasuk Cina.

Cina ke Taluak tidak saja berdagang tetapi sempat tinggal di Taluak, tak banyak generasi muda tahu, sehingga penting ditulis sejarahnya.  

Baca Juga :  KPU Tetapkan Hasil Pemilu, Ini 11 Caleg Dapil Pessel 3 yang Bakal Duduk di DPRD Pessel

Afrizal pengawal situs bandasapuluah.com, sempat menanyakan sejarah cina di Pesisir Selatan ini, dimana kawasan yang pernah tinggal orang cina di Banda Sapuluah bagian wilayah Pesisir Selatan sekarang?

Secara kategoris masih ada yang tahu. Tetua di Taluak bercerita, ada tiga nagari di Pesisir Selatan punya sejarah penduduk Cina. Pertama Taluak, kedua Surantih dan Ketiga Kambang.

Kota pantai lainnya di Banda Sapuluah dilalui saja dalam sejarah ekonomi pantai barat sejak abad 16. Ke Indrapura, tahun 1689 Cina datang berdagang, 9 tahun pasca perjanjian pemuka kota pantai dari Ombak Ketaun (Pesisir Selatan) hingga Air Bangis (Pesisir Utara, Pasaman Barat sekarang).

Baca Juga :  Di Festival Aksi Keselamatan LLAJ, Zarfi Deson Ajak Generasi Muda Jadi Promotor Keselamatan Berlalu Lintas

Perjanjian itu ditandatangani (1680) oleh Raja Adil dan Muhammadsyah (Sultan Indrapura) sedikit memberi ruang gerak kepada VOC berdagang lada dan emas  (Yulizal Yunus, dkk.,2002, p.37).

Klik selanjutnya untuk membaca halaman berikutnya…

Follow WhatsApp Channel m.bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ke Rumah Pewaris dan Makam Pewaris Sultan Tarusan.
Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau
Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024
Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan
Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing
Mengenal Posisi dan Ragam Sumando di Minangkabau
Profil Abdul Karim Rasyid: Pejuang, Jenderal, dan Dubes Pertama RI di Kamboja dari Pesisir Selatan
Mengenal Zairoel Zen: Putra Pesisir Selatan yang Menjadi “Orang Dekat” Jenderal AH Nasution

Berita Terkait

Selasa, 7 Oktober 2025 - 07:25 WIB

Ke Rumah Pewaris dan Makam Pewaris Sultan Tarusan.

Jumat, 29 Agustus 2025 - 08:59 WIB

Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau

Senin, 26 Mei 2025 - 11:50 WIB

Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024

Minggu, 27 April 2025 - 10:02 WIB

Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan

Senin, 14 April 2025 - 16:43 WIB

Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing

Berita Terbaru