Profil Abdul Karim Rasyid: Pejuang, Jenderal, dan Dubes Pertama RI di Kamboja dari Pesisir Selatan

Selasa, 25 Maret 2025 - 19:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mayor Jenderal TNI (Purn) Abdul Karim Rasyid. Foto: Riyan Situo Mandeh

i

Mayor Jenderal TNI (Purn) Abdul Karim Rasyid. Foto: Riyan Situo Mandeh

BANDASAPULUAH.COM – Nama Abdul Karim Rasyid mungkin belum banyak dikenal luas, tetapi kontribusinya bagi Indonesia tak bisa diabaikan. Putra asli Pesisir Selatan ini tak hanya berjuang di medan perang sebagai prajurit, tetapi juga mengukir sejarah sebagai jenderal pertama dari Pesisir Selatan bahkan Sumatera Barat serta Duta Besar RI pertama untuk Kamboja.

Menurut pegiat sejarah Pesisir Selatan, Yuli Afrianto, Abdul Karim Rasyid adalah sosok yang memiliki perjalanan hidup luar biasa.

Baca Juga :  Mutasi Bergulir di Polres Pessel: Sejumlah Pejabat Diganti, Ini Daftarnya

Pria yang akrab disapa Riyan itu mengatakan, Abdul Karim Rasyid dan Abdul Karim Rashid adalah orang yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika demikian, maka dapat dipastikan ia adalah lulusan Sultan Idris Training College for Malay Teachers (SITC), yang kini bernama Universiti Pendidikan Sultan Idris.

Baca Juga :  Jejak Pengabdian Syahminan Jelpa, Mantan Kasdam Bukit Barisan Bersahaja dari Kambang

Abdul Karim Rasyid lahir di Pasar Kuok, Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan, pada 14 Agustus 1914.

Sejak muda, semangatnya untuk mencari ilmu dan pengalaman membawanya merantau ke Malaysia pada usia 16 tahun. Di sana, ia menetap di Klang, Negeri Selangor, dan menjadi guru.

Baca Juga :  Kecelakaan Maut di Sutera Mulai Terungkap, Polisi Kini Buru Mobil Pikap Hitam Diduga Pelaku Tabrak Lari

Keaktifannya dalam dunia pendidikan dan pergerakan nasionalisme Melayu membawanya turut serta dalam pendirian Kesatuan Melayu Muda (KMM) di Kuala Lumpur pada tahun 1938.

Saat Jepang masuk ke Indonesia, Abdul Karim Rasyid kembali ke tanah air dan bergabung dalam Pembela Tanah Air (PETA) atas ajakan Soekarno.

Klik selanjutnya untuk melanjutkan membaca…

Follow WhatsApp Channel m.bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau
Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024
Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan
Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing
Mengenal Posisi dan Ragam Sumando di Minangkabau
Mengenal Zairoel Zen: Putra Pesisir Selatan yang Menjadi “Orang Dekat” Jenderal AH Nasution
Balai Pagaduan: Pergulatan Hidup Masyarakat Menjelang Lebaran
Perburuan Zaini Zen Gagal, Lumpo Dibombardir Belanda

Berita Terkait

Jumat, 29 Agustus 2025 - 08:59 WIB

Harimau Sumatera dalam Kearifan Adat-Budaya di Minangkabau

Senin, 26 Mei 2025 - 11:50 WIB

Tokoh Adat dan Ulama Sumbar Tolak Pendaftaran Tanah Ulayat dalam Permen ATR-BPN 14/2024

Minggu, 27 April 2025 - 10:02 WIB

Ini Sejarah dan Filosofi Tari Kain, Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Pesisir Selatan

Senin, 14 April 2025 - 16:43 WIB

Jejak Keindahan Pesisir Selatan dalam Catatan Penjelajah Asing

Kamis, 10 April 2025 - 14:06 WIB

Mengenal Posisi dan Ragam Sumando di Minangkabau

Berita Terbaru

Tawuran Pemuda Pecah di Makassar, 7 Rumah Hancur Terbakar

Nasional

Tawuran Pemuda Pecah di Makassar, 7 Rumah Hancur Terbakar

Selasa, 18 Nov 2025 - 16:18 WIB

Rumah Pejabat Pajak Digeledah Jaksa Agung, DJP Buka Suara

Nasional

Rumah Pejabat Pajak Digeledah Jaksa Agung, DJP Buka Suara

Selasa, 18 Nov 2025 - 15:57 WIB