Dalam kehidupan sehari-hari di Kecamatan Sutera atau di Kenagarian Surantih pada khususnya, anda akan kesulitan untuk menemukan percakapan yang memakai huruf “R”.
Bisa dikatakan di Surantih, huruf “R” adalah barang langka yang sulit ditemukan dalam percakapan sehari-hari.
Baca juga: Keunikan yang Ada di Surantih
Dalam dialog antar sesama masyarakat Surantih atau menggunakan “bahasa ibu” mereka, huruf “R” ketika di awal kalimat akan hilang , bila ditengah kata akan berubah bunyi dan diakhir kata juga akan hilang.
Untuk diketahui bahasa ibu adalah bahasa qyang pertama kali dikuasai oleh manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya atau sederhananya itu bahasa lokal di daerah itu seperti nagari, kampuang maupun struktur yang lebih rendah lagi.
Kata “Rujak”, bila di Surantih akan diucapkan menjadi “Ujak”, kata “Rumah” menjadi “Uma”, kata “Rusak” menjadi “Usak”, kata “Raso” menjadi “Aso”. Walaupun begitu tidak semua kata yang berawalan “R” hilang . Sebagai contoh “kata “Rami” tetap disebut “Rami”.
Bila huruf “R” berada di tengah kata , hampir akan berubah cara pelafalan nya, dan kalau disuruh menuliskan bagaimana tulisan dari kata itu sayapun masih bingung, karena tidak menemukan huruf yang sepadan dengan huruf itu. Seperti kata “Bareh” menjadi “Baghe” (kurang lebih seperti itu), Darah “Dagha” ,Selain berubah adakalanya Huruf “R” itu hilang seperti kata “Marasai” menjadi “Muasai” bahkan kata “Surantih” sendiri akan disebut “Suantiah”.
Bila huruf “R” ditemukan diakhir kata, biasanya akan hilang, seperti kata “Akar” menjadi “Aka”, “Bandar” menjadi “Banda”.
Bila ada tambahan, silahkan tambahkan dikolom komentar.
Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow