|
(Ilustrasi/Net) |
Semenjak dahulu, Nagari Surantih sudah mempunyai Kharisma yang menonjol dari nagari lain.
Kharisma yang menonjol dari Surantih salah satunya adalah kekuatan yang diwarisi secara turun temurun yang kemudian dikenal sebagai “Tinju Langgai“.
“Tinju Langgai” bukan saja dikenal di Nagari Surantih atau kecamatan Sutera tetapi telah menjadi buah bibir di nagari lain di Kabupaten Pesisir Selatan bahkan nagari lain di Sumatra Barat.
Dikutip dari buku ” Alam Sati Nagari Surantih ( Sejarah Asal Usul, Adat Istiadat dan Monografi Nagari Surantih)” , Tinju Langgai merupakan kesempurnaan ilmu bela diri yang dipadukan dengan keputusan “silek langkah tigo”.
Untuk menguasai ilmu ini dibutuhkan proses yang panjang. Ilmu ini tidak bisa didapatkan dengan cara instan. Namun, hal ini menjadi kendala, ilmu ini sulit untuk terus diwarisi, mengingat anak muda sekarang menyukai hal yang serba cepat, walaupun ada kendala lainnya seperti sulitnya menemukan guru mengajari ilmu ini.
Istilah “habih langkah indak malangkah” juga menyebabkan ilmu ini jarang terwariskan kepada generasi berikutnya. Ambang hilangnya ilmu tersebut, sudah terlihat dengan jarang adanya “sasaran” latihan silat di tiap kampung. Ilmu ini terus terkungkung dalam ruang lingkup aliran tertentu.
Terlepas dari itu semua, ternyata mantra “Tinju Langgai” ini amatlah pendek dan gampang untuk dihafal.
“Hak biso tumpuan biso
Bak biso tumpuan tawa
Bisukan jari aku nan ampek”
Walaupun manteranya pendek untuk dikuasai namun belum tentu dapat dimanfaatkan begitu saja. Ilmu ini harus ada keputusan yang jelas dengan suatu hakekat bathin. Namun yang jelas ilmu “tinju Langgai” ini bukanlah untuk dipertontonkan, apalagi untuk dibanggakan.
Follow WhatsApp Channel Bandasapuluah.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow