Bandasapuluah.com – Dilarang Puti Reno Kapeh, Sutan Pamenan Tetap Saja Menyabung Ayam dengan Bujang Jibun
“Ditagah indak tatagah, dilarang indak talarang, hatinyo kareh bagai basi” mungkin itu kata yang cocok untuk menggambarkan keteguhan hati Sutan Pamenan yang hendak Menyabung ayam dengan Bujang Jibun walaupun telah dilarang oleh Puti Reno Kapeh.
Sutan Pamenan sebelum menyabung ayam dengan Bujang Jibun, terlebih dahulu menyabung ayam dengan kakak Bujang Jibun, Bujang Juaro di Bukik Laban yang terletak antara daerah Kayu Aro dengan Koto Tinggi, Koto Katenggian.
Dalam pertandingan tersebut, Ayam Sago Nani milik Sutan Pamenan berhasil mengalahkan ayam aduan Bujang Juaro. Setelah dinyatakan sebagai pemenang, Sutan Pamenan berjalan menuju daerah Sungai Kumayang dan tinggal beberapa hari di kampung tersebut. Pada saat Sutan Pamenan tinggal di daerah itu, dia bertemu dan berkenalan dengan Puti Reno Kapeh. Puti Reno Kapeh merupakan anak dari Rajo Nan Sati, ibunya bernama Mayang Sani. Pada masa mereka berkenalan tersebut Reno Kapeh sudah menjadi tunangan dari Bujang Jibun.
Pada suatu hari Sutan Pamenan datang menemui Reno Kapeh ke rumahnya. Dirumah tersebut, Sutan Pamenan menyampaikan kepada Puti Reno Kapeh bahwa dirinya telah menyabung ayam dengan Bujang Juaro dan rencananya yang akan menyabung ayam dengan Bujang Jibun. Mendengar hal yang demikian timbul rasa cemas dan khawatir pada diri Puti Reno Kapeh sehingga melarang Sutan Pamenan untuk meneruskan niatnya tersebut.
Larangan tersebut bukanlah tanpa sebab, Puti Reno Kapeh menjelaskan, menang ataupun kalah hasilnya sama saja. Jika kalah dalam penyabungan Bujang Jibun tidak akan membayar taruhan, tapi jika ia yang menang, ia akan mengambil seluruh taruhan yang ada. Akan tetapi ajakan Puti Reno Kapeh kepada Sutan Pamenan supaya mengurungkan niatnya tersebut, tidak membuahkan hasil. Sutan Pamenan akan lanjut dengan pendirian tersebut. Baginya meski hilang nyawa dari badan namun kehendak hati harus dilaksanakan.
Setelah selesai bercakap-cakap, Sutan Pamenan pun berangkat menuju tempat penyabungan ayam Bujang Jibun yang berada di Bukit Batu Balai. Sepanjang perjalanan, Sutan Pamenan terpikir apa yang telah disampaikan oleh Puti Reno Kapeh, akan bahaya yang membayangi dirinya. Tetapi ia berusaha untuk memantapkan hatinya untuk Menyabung ayam dengan Bujang Jibun.
Setelah tiba di Bukit Batu Balai tempat penyabungan ayam Bujang Jibun, ia pun menyampaikan maksudnya untuk Menyabung ayam dengan Bujang Jibun. Bak Gayung pun bersambut, Bujang Jibun pun menyanggupi ajakan tersebut. Akhirnya ayam milik Bujang Jibun bertarung dengan ayam milik Sutan Pamenan di gelanggang.
Ayam Sago Nani milik Sutan Pamenan harus bertarung dengan Ayam Kinantan milik Bujang Jibun. Dalam Pertarungan tersebut yang dipertaruhkan adalah tiga batang emas dan Puti Reno Kapeh. Puti Reno Kapeh yang merupakan tunangan Bujang Jibun ini dipertaruhkan lantaran harta Bujang Jibun tidak mencukupi untuk bertaruh. Jadilah, Puti masuk dalam taruhan.
Dalam Pertarungan tersebut, Ayam Kinantan mati dalam gelanggang, artinya Bujang Jibun kalah dalam pertandingan. Sebagai Pemenang, Sutan Pamenan mengambil taruhan yang telah disepakati termasuk tunangan Bujang Jibun, Puti Reno Kapeh. Setelah itu, pamitlah Sutan Pamenan dari Gelanggang tersebut menuju Sualang.
Dalam perjalanan menuruni Bukit Batu Balai yang merupakan jalan setapak yang sempit, Sutan Pamenan dicegat oleh Bujang Jibun yang telah bercakap pinggang di tengah Jalan. Bujang Jibun yang kalah dalam menyabung ayam, kali ini mengajak Sutan Pamenan untuk menyabung nyawa. Gayung bersambut, permintaan Bujang Jibun itu disanggupi oleh Sutan Pamenan dan perkelahian pun berlangsung seketika itu.
Dalam perkelahian itu, pedang Bujang Jibun telah berhasil melukai tubuh Sutan Pamenan. Pada satu kesempatan Bujang Jibun berhasil menyabetkan pedangnya ke arah leher Sutan Pamenan hingga bercerailah kepala dengan badan Sutan Pamenan. Setelah melihat lawannya telah binasa, Bujang Jibun mengambil kepala Sutan Pamenan meletakkannya di tepi jalan, sementara badannya dilemparkan ke dalam lurah. Ayam dan harta yang dimiliki Sutan Pamenan diambil dan dibawa Bujang Jibun semuanya. Bujang Jibun kemudian berjalan menuju Bukit Batu Balai. Sampai di gelanggang Bukit Batu Balai diperlihatkan pada orang ramai apa yang telah dibawanya sebagai bukti bahwa Sutan Pamenan telah mati ditangannya.